Hari ini saya membaca CAPITA SELECTA kumpulan surat-surat M. Natsir. Walau belum semua terbaca, walau harus bersusah payah memahaminya, saya mencoba..
Tulisannya tentang Kebudayaan dan Filsafat menceritakan tentang situasi yang mencekam umat islam saat ini, tak lahir ulama-ulama sohor dengan kemampuannya luar biasa.. Menerangi tanah Eropa yang sebelumnya gelap. Melahirkan ilmu-ilmu dasar yang bermanfaat hingga sekarang.
Multidisiplin. ya, itu yang saya tangkap dari kapasitas-kapasitas yang dimiliki ilmuwan semacam Ibnu Sina, Ibnu Haitam, Imam Gazali, Ibnu Rusyd, dan lain-lain yang diceritakan Natsir dalam buku ini..
Mereka ulama, mereka dai, mereka pujangga, mereka filosof, mereka ilmuan, mereka penemu, mereka pengurus urusan umat.
Maka Galaulah saya dengan kalimatnya, "mereka hidup sebagai seorang miskin, tidak meninggalkan harta benda, tetapi wafatnja sebagai alim, meninggalkan pusaka ruhani jang tak ternilai, tak rusak dimakan masa, dari zaman bertukar zaman, djadi mustika didunia kebudajaan. Wahai ahli waris, mengapa pusaka dibiarkan hanjut!! "
Tulisan selanjutnya adalah tentang Pendidikan. Hmm...
Tak ada alasan lain untuk manusia hidup kecuali beribadah kepada Allah, tak ada cara lain agar tujuan tersebut tercapai kecuali dengan Pendidikan. Ya, Pendidikan seharusnya menjadikan kita, orang tua kita, dan anak-anak kita beribadah kepada Allah dengan ilmu-ilmu untuk melakukannya..
Kemudian dijelaskan pula, manusia harus menjadi khalifah fil ardi. yang seharusnya seimbang, adil, dan harmonis dalam menjalani kehidupan dunianya. (Al-Baqoroh:143).
Maka Galaulah saya ketika membaca pesan beliau, "kita harus memperguiakan setiap saat dari umur kita. Umur kita dan umur generasi jarg bakal timbul jang kita didik, untuk menggantikan kita."
Umurku, sudah dihabiskan untuk apa saja.. Mendidik? bahkan mendidik diri sendiri jauh dari level Sempurna.!!
Padahal, akan datang suatu waktu, yang berat karena amanah anak-anak yang harus dididik. Bagus tidaknya akhlak mereka adalah hasil didikan ibunya sebagai madrasah pertamanya. Lalu, saya diposisi mana? Maka Galaulah saya.
Ditambah lagi dengan narasi-narasi Omar, "Celakalah ibumu!!", "Beruntunglah ibumu", "kau telah mendidik anak-anakmu dengan baik", "tak ada wanita lain yang mampu melahirkan anak sekaliber Khalid".
Ah, Aku Galau!!
Sebenarnya masih banyak lagi tulisan Kakek Natsir dalam Bab Pendidikan ini, tapi kebodohan saya yg menyebabkan saya belum bisa membacanya..
Tulisan berikutnya tentang Tauhid..
Sepertinya Kakek sedang menuliskan narasi-narasinya ketika beliau dalam usia lanjut dan bicara tentang keberlangsungan Generasi menjadi hal yang KRITIS. Lagi, beliau menuliskan tentang mendidik generasi berdasarkan tauhid. Layaknya Luqman berkata kepada anaknya, "Hai anakku, janganlah kau menyekutukan Allah". Semoga Bapak anak-anakku mampu melakukannya.. Dan saya juga..
Maka Galaulah saya, ketika melihat kondisi sekitar.. dan membaca tulisan ini, "Ia berani hidup ditengah2 dunia, jang kata orang penuh dengan tipu-daja dan ketjewa, tapi iapun berani pula mati untuk memberikan bakti-darmanja bagi kehakiman Ilahi di jaumilmahsjar. Lantaran hidup dan matinja telah diperuntukkannja bagi Allah Rabbulalamin se-mata2. "
Adakah keberanian itu dalam diri saya?
Lalu, ketika Allah mencoba memberikan jawaban dg ujian iman, adakah jiwa yang masih mampu melihat mana yang haq dan mana yang bathil? Apakah kemudian saya tersesat?
Ya Rabb, hamba hina tanpa ilmu-Mu. maka karuniakanlah hamba sedikit atau banyak dari ilmu-Mu. agar hamba selamat dari adzab ke-kafiran/kemunafikan, dan tidak hina didepan orang-orang beriman.
Maka Galaulah saya lagi, tentang rekaman-rekaman pemikiran dan titah dari Prof. Snouck. Bisa saya simpulkan bahwa dia bermain sangat lembut dalam menjauhkan kita dengan Din Islam. katanya, jangan mempersempit kita dalam melakukan ibadah-ibadah, agar kita merasa nyaman dan kita tidak sadar bahwa kita telah dikendalikan oleh orang-orang yang bukan Islam. Lalu, beliau juga membuat (semacam) postulat agar jangan membiarkan Islam di Indonesia mempunyai hubungan luar negeri, karena nantinya akan membangkitkan semangat Pan-Islamisme.
Maka Galaulah saya ketika beliau menuliskan bahwa, salah satu cara yang bisa melawan serangan-serangan lembut mereka adalah persatuan. Kata Zain Bhikha, UNITE AS AN UMMAH.
ya, saya menyaksikan sendiri, di lingkungan sekitar saya. Betapa persatuan ini belum tercapai. Dalam masalah khilafiyah masih sering diperdebatkan, berita2 buruk yang tidak tervalidasi dengan baik disebarluaskan, saling menyudutkan, dan satu lagi yang menurut saya penting, Belum Adanya Kesatuan Sikap Politik Umat saat ini. Yang tua-tua dan yang muda demikian adanya. Membikin Galau.
Lagi-lagi nasihat kepada pemuda yang dituliskan. Kakek Natsir mengutip pesan-pesan yang dibawa oleh agen rahasia Ichawanus-Shafa:
"..Oleh karena itu, wahai saudara, djanganlah engkau mengabiskan masa dengan mentjoba memerbaiki keadaan mereka jang telah tua bangka, jang tak ada berkodrat lagi itu. Mereka memunjai kejakinan, bahwa dari pihak golongan pemuda tak ada jang akan terdengar, melainkan hanja pemandangan2 jang merusak, kelakuan jang d jahat, achlak jang kedji. Mereka itu akan menjusahkan pekerdjaanmu, akan tetapi mereka tidak akan berubah menjadi baik.
Akan tetapi, atas pundakmulah terletaknja satu kewadjiban, jakni untuk membuktikan bahwa sesunggungnjalah engkau ini seorang pemuda bersanubari sutji dan sehat. Dan ketahuilah,
bahwa sesungguhnjalah Allah tidak mengutus akan Nabi-Nja melainkan waktu dia bersemangat dan bertenaga muda belia.
„Dengarkanlah firman Allah s.w.t. dalam surat AlKahfi, tentang pemuda2 jang beriman teguh, dan membawa perubahan baik bagi kaumnja : „Sesungguhnja mereka adalah segolongan pemuda jang beriman kepada Tuhan mereka; dan Kami tambah pemberian
„hidajah kepada mereka..." (Q.s. Al-Kahfi: 13).
Maka Galaulah saya dengan pertanyaan, Dimana posisi sayaaa????????
Sudahkah saya mengetahui dengan benar tentang ketahuidan itu? Sudahkah saya mempersiapkan diri untuk menjalankan kewajiban dipundak saya ini??
Rupanya, malam ini saya bener-bener GALAU.
Saya mengingat beberapa diskusi dengan Bapak itu (saya g bisa menyebutkan namanya). Saya menyimpulkan, yaa.. ini agenda besar sulit dijalankan bahkan kita baru memulai mengumpulkan tenaga.
Rupanya, saya bertambah GALAU lagi ketika suara Bapak yang memaparkan tentang 2014-2025 bergaung diotak saya. Kita dalam kondisi kritis tapi kita masih larut dalam ketidakmauan kita untuk mengumpulkan tenaga dan bersatu.. T__T.. astagfirullah..
dan terakhir, saya merangkum tulisan saya dengan.
maka,semakin galaulah aq bersama capita selecta-nya.
maka,semakin galaulah aq bersama blog-nya.
maka,semakin galaulah aq bersama paparannya.
NB:
Terangah-angah saya membaca tulisan pujangga Kakek Natsir.. Semoga mampu membacanya lebih banyak lagi dengan hati dan dengan cahaya Ilahi.. yang saya kutip disini masihh jauh dari konten yang berjibun itu. dan yang mampu saya tulis hanya tentang keGALAU-an saya tentang agenda-agenda yang beliau pesankan kepada pemuda dan bahkan saya belum menyibukkan diri untuk menghimpun tenaga untuk mengerjakan agenda-agenda itu.