Sabtu, 05 November 2011

Catatan Kumal Milik Ayah

Suatu pagi, aq mencari-cari sebuah kartu nama untuk membuat SOP Kerjasama antara saya dan seseorang untuk usaha ticketing.. (sedikit promo: yang mau bisnis tiket, tapi modal g cukup, bisa menghubungi saya)..
..tiba-tiba ada buku usang yang menarik perhatian saya.

akhirnya saya hentikan pencarian dan saya menyibak buku tersebut, ternyata buku tersebut adalah catatan kumal milik ayah.
Hmm..
Satu per satu aku buka. Isinya ttg puisi-puisi beliau, nggak ada puisi cinta, yang ada puisi perjuangan.
Aku buka lagi, isinya ttg catatan perjalanan kuliah ayah selama di malang.
Beberapa hal yang menarik bagi saya adalah mengenai keorganisasian yang bapak saya ikuti dan juga catatan pernikahan ayah dan ibu.. :-*

Bapak saya, dulunya adalah aktifis HMI. Dan saya pun sebenarnya diminta untuk mengikuti organisasi tersebut. Tapi karena saya sudah dewasa, dan saya sudah bisa menentukan lingkungan mana yang saya pilih, maka saya memilih untuk berada di lingkungan KAMMI.
Dalam catatan tersebut, terdapat beberapa agenda organisasi HMI, kajian politik, kajian aqidah, dll..
Dan yang bikin salut adalah, tulisan al-qur'annya banyak sekali.. *saya kalah jauh dari bapak*

Cara memilih pemimpin
2: 190-192.
Ciri pemerintah islam:
3:79
22:67
9:71
2:256

Asas keadilan Sayyid qutb.
Imamah dan Jamaah
Kristologi

ttg kredo:
Allah ghoyatuna, arrosul qudwatuna
Alqur’an dusturuna, aljihad sabiluna
Almautu fi sabilillah, asma’ amanina


Cara Berdebat: 29:46, 20:43-44

Said Hawa, M. Iqbal, dan ustad-ustad lainnya di kota malang, bojonegoro, dan ponorogo.

Disamping itu ada agenda diskusi, materi-materi sejarah. NII, Masyumi, PETA, Hasyim Asari, dll.. 
ada agenda pembahasan DPR juga. 

Membacanya saya jadi lega, dalam hati sambil membaca saya selalu berkata: apa yang kita pelajari sama Pak. saya pun mendapatkan itu semua di lingkungan saya ini.. artinya jalan kita sama. :)
Cuma beberapa catatan bagi saya adalah sepertinya masih lebih hebat Bapak saya. Catatan saya tidak sebanyak bapak, apalagi saya sendiri males nulis arab.
Habis ini harus semangat lagi... 

Lembar paling menarik berikutnya adalah:
catatan pernikahan Bapak dan Ibu. *ah kalo inget ini saya selalu kagum pada mereka dan menutikkan air mata*
Terima kasih ya Allah, telah mempertemukan ibuku dan ayahku. Hingga lahirlah generasi-generasi baru.

Membaca catatannya ada sebuah kesimpulan, bahwa dari dulu sampai sekarang gerakan mahasiswa sebenarnya sama. apalagi yang ada identitas muslim dalam namanya. Namun, yang terjadi pada kurun waktu sekarang adalah perpecahan yang sengit. :'(
Kadang kita butuh orang tua untuk sekedar mengingatkan, atau menilik sejarah kemarin yang mungkin sengaja disembunyikan. 

Satu lagi kesimpulan, bahwa sesungguhnya semangat perjuangan akan terwariskan pada generasi berikutnya. Dan semoga saya bisa terwarisi, dan mewarisi lebih baik kepada generasi berikutnya. 
Semoga Allah mempersatukan hati-hati umat muslim dalam dekapan ukhuwahnya..

#semoga nggak dibaca Ayah. Hahaha..