Selasa, 27 September 2011

September Episode Ricuh Ambon

Bismillahirrahmanirrahimm...

"Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"
Setiap mendengarnya adalah hal yang menyesakkan dalam jiwa. Karena pribadi yang tak pandai bersyukur. Astagfirullah...

Jika saya menilik lagi, apa saja yang sudah saya alami di Bulan ini, September 2011. Subhanallah.. Banyak banget nikmat tak dikira.

Tulisan ini tentang episode Ricuh Ambon
Sebenarnya yang saya tulis bukan ttg kericuhan ambon. Tapi semangat saya mempelajari kerusuhan ambon. Mungkin telat, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali..


keinginan mempelajari bukan dikarenakan keinginan biasa, atau saya bener2 serius didalamnya. Namun karena, saya menerima (bisa juga dikatakan mengajukan diri) undangan dari Bu Konjen AS.
Pertama dapat undangan itu, saya tanya, emang diskusinya tentang apa? Dijawab teman, hmm.. mungkin ttg ahmadiyah, sekular, plurasim, atau yang hot sekarang tentang ambon.


Dari materi2 yang diprediksi saya sangat tertarik untuk mempelajari membaca / mengumpulkan informasi lebih dalam lagi tentang ini. Hmm...
Strategi pertama, Seandainya aq bisa ngoding dalam 1 malam untuk membuat resume dekomen2 terkait ambon.
Strategi pertama gagal.
Strategi kedua. Saya gugling di internet dan membaca-baca. Cukup berhasil, tapi terkendala sifat buruk saya yang nggak betah duduk didepan kompie lama-lama.
Strategi ketiga, saya telepon kakak kelas saya, buat tanya2 saran mengenai ini. Dan saya diberi saran untuk membaca bukunya Jusuf Kalla, sayangnya solusi ini gagal.
Strategi keempat, sms teman buat minta tolong kumpulkan materi ttg ambon. Terkait penduduk, budaya, peta, dan kasus-kasus yang ada. Ini pun gagal.
Strategi kelima, saya pasrah.

Akhirnya cara yang riil yang bisa saya lakukan adalah membaca Al-Qur'an. dan alhmadulillah waktu dipertemukan dg Juz 3/4 yang bicara ttg ini. Satu hadist yang saya ingat ketika saya membaca tafsir jilid 1 Ibnu Katsir adalah: Tolonglah diantara kalian orang2 yang terdzolimi dan berbuat dzolim. Maksudnya menolong orang yg berbuat dzolim adalah dengan cara mencegah agar dia tidak sampai melakukan kedzolimannya.

Subhanallah, Allah menjadikan al-qur'an dan hadist sebagai petunjuk nyata manusia.

Tepat H-1 pertemuan, saya pun masih santai. Namun begitu sms dari kawan saya yang pernah ikut sebelumnya, hmm.. saya jadi galau untuk ikut forum itu. Tapi bagaimanapun saya telah janji untuk hadir.

Sepanjang perjalanan, saya mengatur strategi, mulai dari doa-doa g jelas (doa biar diare, doa biar nggak ada penerjemahnya, dsb).

Episode Lebaran 1432 H

Bismillahirrahmanirrahimm...

"Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"
Setiap mendengarnya adalah hal yang menyesakkan dalam jiwa. Karena pribadi yang tak pandai bersyukur. Astagfirullah...

Jika saya menilik lagi, apa saja yang sudah saya alami di Bulan ini, September 2011. Subhanallah.. Banyak banget nikmat tak dikira.

Tulisan ini tentang episode Lebaran.

September awal adalah masa-masa lebaran. Lebaran hari kedua bertemu sama Ustadz Danu, yang notabene adalah teman SMP ayah saya. Hmm.. Namanya Ustadz, udah terkenal, mau dakwah enak ya. Nggak pake sungkan.Hmm..(thinking).
Sebenarnya bukan itu Fit kunci dakwah (terkenal), tapi kekuatan imanlah, hingga ia kuat untuk mengatakan Ya atau Tidak. That's the point.
Selain itu, saya juga belajar, bahwa media itu berperan penting dalam dakwah. Dan juga, semakin tinggi seseorang dalam kedudukan masyarakat, maka tantangan dakwahnya semakin besar pula.

Waktu halal bi halal keluarga besar dari Ibu, namanya Bani Hasyim. Astagfirullah, saya pun berusaha menghafal nama-nama dalam list itu, kemudian mencocokkannya dengan keluarga yang hadir. Acara meriah sekali, dan saya yakin akan lebih meriah manakala saya banyak kenal saudara-saudara saya.. T__T.. Maaf mbaahhh...
Dalam acara halal bi halal tersebut, saya mendapatkan ilmu berharga tentang musyawarah. Dan efek dari musyawarah itu sendiri terhadap sebuah keputusan. Masya Allah..

Sepanjang perjalanan, saya mendengarkan siaran radio yang masih terngiang, yaitu ttg Lirik Lir-Ilir.. Maknanya ternyata dalam banget. Dan saya mendapatkan kunci ttg kekuatan dakwah adalah lewat BUDAYA.


Dan episode lebaran kali ini saya tutup dengan komitmen:
Saya akan menjaga tali silaturahim keluarga saya mulai dari sekarang. Biar nggak keteteran setelah orang tua tiada. Karena salah satu kewajiban anak adalah menyambung tali silaturahim orang tuanya dengan saudara/teman2nya.

Rabu, 14 September 2011

Sabar

mungkin pada kebanyakan waktu menunggu itu membosankan.
tapi pada rentang waktu itu, sebenarnya kita diberi waktu merenung untuk menunggu. Apa yang ditunggu itu benar, sesuai, mendatangkan kebaikan, memperkuat iman..???

dan pada konteks kesabaran yang ingin aku sampaikan disini adalah... Isilah masa penantian dg karya juang membahana. Layaknya pejuang dalam perang yang menanti kemenangan, tak diam, tak sia-sia..

dan pada waktu yang dirasa pantas untuk menjadi momentum kebersamaan denganNya (01.00), saya berpesan..
"Rasa Cinta, bersabarlah menantinya"..


Minggu, 11 September 2011

Mengukur Cinta Kita

Al-Imran : 31
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Imam Ghazali pernah berkata..
"Barangsiapa mengaku empat hal tanpa disertai emapat hal yg lain maka dia adalah pembohong. Cinta syurga tapi tidak mau beramal dengan ketaatan. Takut neraka tapi tidak meninggalkan maksiat. Cinta pada Allah tapi mengeluh kesah dari sikasa." (cuma tiga, tapi disumber ditulis ada 4. saya g tau mana yg salah..)

Berkata Rabi'ah:
"engkau durhaka kepada Tuhan sedang engkau memperlihatkan cinta kepadaNya, Demi umurku sebagai sumpahku, hal ini merupakan sesuatu yang aneh. Jika cintamu itu betul, tentu engkau menaatiNya karena sesungguhnya orang yang cinta akan selalu patuh terhadap orang yg dicintainya."

Berkata As-Syubali..:
"Orang-orang yg memiliki kecintaan pada Allah akan minum dari gelas kecintaan, menjadi sempilah bagi mereka bumi dan negeri. Tenggelam di dalam lautan rindu kepadaNya dan merasa nikmat munajat kepadaNya". Kemudian beliau bersyair..

"Mengingat kecintaan, hati tuanku adalah membuatku mabuk. Apakah engkau pernah melihat seorang yg cinta tanpa disertai mabuk?"

Dikatakan, "Sesungguhnya seekor unta apabila mabuk, dia tidak mau makan rumput selama emapt puluh hari dan apabila dibebankan di atasnya muatan yang berlipat, dia pun akan membawanya. Karena apabila telah menggebu di hatinya ingat kekasihnya dia tidak mau  makan, tidak peduli muatan yang berat karena rindunya pada kekasihnya. Lalu kalo kelakuan unta saja mau meninggalkan kesenangannya dan memikul beban berat demi kekasihnya, maka apakah kamu tidak sanggup meninggalkan kesenagan yang diharamkan demi Allah??? Apakah kamu tidak menambahkan pada dirimu beban yang berat demi Allah??
Kalau kamu tidak bisa mengerjakan sesuatu dari kebajikan2 yg telah aku sebutkan, maka pengakuanmu hanya tinggal nama tanpa makna. Tidak akan berguna di dunia dan tidak pula diakhirat, tidak berguna dihadapan makhluk maupun Tuhan Al-Khaliq"...

Mari mengukur.,.. sampai mana batas cinta kita...

Taken From.. Dibalik Ketajaman Mata Hati

Senin, 05 September 2011

Opini yang Terwariskan

Suatu hari adekq (kelas 5) mendapatkan pertanyaan dalam ujiannya, apa tugas anggota DPR.
Tak disangka, jawabannya begitu mengenaskan, TIDUR, katanya.

inilah Opini yang terwariskan pada anak negeri, aku khawatir pada citra buruk yang ditampilkan secara berlebihan. Hingga keburukan itu menjadi identik pada suatu lembaga besar itu. Media tampaknya tak memberikan informasi secara seimbang pada masyarakat.
Pun, aku khawatir pada gunjingan2 yg intensif sering dilakukan, hingga akhirnya keburukan itu menjadi wajah si korban gunjingan.

Keburukan itu perlu diketahui, bagi kami generasi muda yang akan mewarisi negeri.
Tapi..
Bukan keburukan yang teridentikan kepada seseorang..
Cukup esensi dari, latar belakang keburukan itu muncul, cara keburukan itu muncul, dan kemungkinan lain terkait keburukan itu.
Bukan mengenai figuritas pelaku.
Sehingga rasa-rasa muncul dalam dada untuk harus menghakiminya secara sempurna dan bersama.

Ya Rabb, lindungilah kami dari pemimpin yang dzalim dan tidak adil...

Minggu, 04 September 2011

Santri Al-Qur'an

Sewaktu perjalanan mudik, saya sempat menyanyikan lagu ini..
Ibu saya langsung kaget, dan bertanya, "Kamu masih inget Fit?"

Inget banget Bu, sempet aq jadikan yel2 waktu ada acara di kampus sama temenku..

Yup, wajar banget kalo ibuku kaget, soalnya ini lagu diajarin ke saya waktu saya TPA, kemungkinan saya masih berumur 3 tahun.. Daya ingat anak kecil emang luar biasa.. Jangankan lagunya, sama ustadzah yang ngajarin aja, aq inget posisi duduknya, bau badannya, dan kumis halusnya.. hehehe.. :)

Semoga bisa jadi pelajaran buat anak-anak muslim berikutnya, bahwa ajarkanlah segala kebaikan pada anak suci itu, sebanyak-banyaknya dan sesering-seringnya..


Penasaran sama lagunya, yuk disimak..

"Kamilah santri TK Al-Qur'an,
Rajin belajar giat bekerja..
Qur'an di tangan, jadi pedoman..
Kita sambut kebangkitan Islam..

Qur'an di tangan, jadi pedoman..
Kita sambut kebangkitan Islam..

Kalau kau jauh dari Al-Qur'an,
hidupmu pasti akan sengsara,
Kacau dunia, rusak binasa,
diakhirat mendapatkan siksa.."


Sederhana,
waktu kecil tak begitu memahami artinya dengan baik.
Tapi seiring dengan kedewasaan, Alhamdulillah Allah mengajariku dengan rahmatNya.
Dan kenyataan memang benar, terlukiskan pada prasasti bersejarah masjid, pada kitab2, pada ilmu pengetahuan, pada kejayaan masa lampau..
bahwa
Jaman kejayaan Islam adalah manakala umat islam sendiri taat pada pedomanNya, Qur'an dan Hadist.
Bahkan fakta ini pun dibenarkan oleh para misionaris, dengan strategi indahnya, mengajak manusia menjauhi Al-Qur'an dengan Fun, Food, n Fashion-nya..
Seolah tabu, saat muslimat mengenakan kerudung yang menutup dada dan lebar.
Seolah Tabu, saat muslimat yang mendekap tangannya saat bersalaman..
Seolah asing, saat menenteng al-quran secara terang dan membacanya diantara kerumunan tak bermanfaat.
Seolah asing dengan seruan2 kebaikan...


#ingin menjadi santri Al-Qur'an lagi, semoga Allah berkenan terhadap keingininan ini.. Amin