Minggu, 20 Mei 2012

Juanda

Entah..

Baru kali ini, saya mendengarkan pengharapan yang sangat untuk kehadiran saya...
Seakan saya tak bisa menolak. Kata-katanya menghantui saya.. Apalagi saya barusan liat Baker Kim Tak Gu yang adegan menunggu sampai larut malam untuk kekasihnya..

Ah.. Bapakku.. Aq tak tahu apa yang sedang dia inginkan..
Saat tadi pagi berpamitan, dengan genggaman erat mengatakan.. "Kamu harus membuat Bapak dan Ibu bangga". Fokuslah TAmu dulu.. Itu harapan kami..

Sungguh.. definisi fokus bagi orang tua saya adalah, tidak melakukan hal lain selain TA.. disisi lain,, saya tak bisa untuk tidak melakukan hal lain..
Saya tak mampu mengutuk harapan orang tua.. Yang saya bisa lakukan, adalah menyelesaikannya dengan segera, agar diijinkan ikut kegiatan lainnya..
Musykom, Kammda, muslim cendikia, M-Net, dll... T__T


Sesampai dikampus, sungguh masih terbayang, apalagi ada kakak kelas yang mengharapkan pertemuan dengan saya, saya pun juga sangat mengharapkan pertemuan dengan dia.. Sudah lama tak sua, dan sekarang dia sudah menikah.. hehe..
Akhirnya, saya memutar waktu, Janjian dengan ketum hari ini dimajukan menjadi siang, dan saya benar2 fokus pada data.. Sayangnya, sampai jam 3, saya menyadari, saya melakukan kesalahan coding.. Matilah... Datanya banyak yang terhapus.. :( tapi alhamdulillah ada backupnya..

Dalam situasi demikian,, saya dilanda galau gulana.. Antara data dan Juanda..
Sms mbaknya dan kata2 Bapak terbayang terus. Akhirnya, bismillahirrahmanirrahim.. Saya matikan 3 PC lainnya, dan saya jalankan 1 program.

Saya tinggalkan semua perlengkapan saya, kecuali tas dan dompet.
Saya berangkat menuju Juanda.. Dan hebatnya cuma dibutuhkan waktu 28 menit..

Agar bapak tidak kecewa, saya sms beliau.. Pak, saya langsung ke Juanda.. Bapak tunggu saya disana saja..

Sampai disana, saya bertemu dengan kakak kelas dulu..
Wah, luar biasa senang.. Seingat saya sudah 2 tahun kami g bertemu..
Ngobrol2 ttg bagaimana caritanya dua kakak kelas saya ini bisa jadi sepasang suami istri.. haha...

Satu hal yang saya sesali adalah, mulut saya yang tidak bisa menyembunyikan hal-hal yang kalau diceritakan bikin kebahagiaan orang berkurang..
Saya bercerita pada Mbaknya, ttg pertemuan saya dengan Bapak.. Mbaknya agak kecewa gitu.. dan bilang begini, "walah,, aq kadung terharu dek.. aq pikir cuma gara2 aq".
Batinku, "Aduuhhhh.. Gobloknya aq!!!"

Setelah itu, ibu dan bapak telepon saya.. Akhirnya saya berpamitan pada kakak saya itu..
Dan bertemu Ibu saya..

Saya sampaikan pada ibu saya, kalau saya kesini juga dalam rangka ketemu kakak kelas saya..
T_T
Lagi, saya melakukan kesalahan.. Tanggapan Ibu saya, "Pantes aja, kamu bela-belain..". Sungguh... pelajaran berharga bagi saya dari 2 kalimat kekecewaan ini.

Waktu itu bapak sedang mengantri Check In.

Setelah selesai check in, bapak keluar..

Disinilah, saya mula was-was kalau2 ibu bakal menyampaikan motif saya kesini..
Tapii, ibu adalah sutradara paling baik, terbaik.. Tak diucapkannya apa yang saya takutkan itu.

Bapak pun terlihat sangat sumringah melihat saya..
Datang dengan menyodorkan tangan dan saya menyium tanggannya..

Ditanya, "mana hadiah untuk Bapak.."
Saya menjawab, "Hadiah apa Pak?? Saya g bawa apa2? ada uang nih 32rb, Bapak tak sanguni ini aja ya.." Sambil bercanda..

Lalu, keluarlah kata2 ini, "Bapak sama ibu tadi tebak-tebakan.. Bapak tebak, kamu bakal bawain bapak sesuatu. Tapi ibu bilang nggak".
Saya yang g berperasaan pun nyaut dengan polos, "wah.. Ibu emang paling tau saya." Sambil Tos sama saya..

Tepat setelah saya tos dengan Ibu, saya pun merasa terpukul.. Bapak sungguh mengharapkan sesuatu dari saya.. Beliau bilang, "Bapak kamu kasih roti tawar aja sudah seneng".

T__T
Oowwwhh... Sungguh menyanyatt.. tapi saya berusaha untuk tetap cool..
Akhirnya saya belikan bapak roti Boy..
dan itupun juga atas permintaan Bapak..

T__T

Setelah mengantri lama, saya kasih bapak satu. Bapak bilang, "aq nggak begitu suka roti boy sebenerya."
Aq kecewa sebenarnya..
Tapi lagi2, Ibukuu.. adalah sutradara terbaik.. Bilang kepada Bapak, "Mbok ya diambil satu aja, anaknya sudah mbelikan loohh"
Akhirnya, dibawa satu bungkus oleh Bapak.
Dan kami berpamitan pulang..

Ibu naik mobil, saya naik motor..
Dan siapa yang membawa roti pun, ibu yang mengatur... Sungguh sutrada terbaik..
Bapak billang," rotinya dibawa ibu aja, biar kamu nggak repot.."
Tapi ibu bilang.." Jangan, kamu bawa aja. Biar adek2 percaya ini dari kamu bukan dari Bapak."

Sungguh.. Banyak hal yang saya pelajari hari ini..
- jangan banyak bicara
- jangan mengurangi kebahagiaan orang lain
- penuhilah permintaan mereka
- pikirkan hal detail
- menjadi penyeimbang

Akhirnya, saya ucapkan selamat ulang tahun pernikahan Ibu dan Bapak yang ke-23..
Tak kan ku siakan perjuangan kalian

Tidak Bisa Tidur

Entah, kekuatan apa yang ada dalam diri sekarang..
Belum pernah selama ini berdiam di depan sebuah PC dalam waktu lama..
Belum pernah selama ini pikiran tetap ON

Semoga ini kekuatan dariMu yang dihimpun dari saudara2 saya yang mengharapkan TA saya segera selesai.. :)

Masih banyak step yang belum diselesaikan..

Sejak tanggal 15 - sekarang..

Fighting for freedom...
Saya pengen bapak saya tampil di depan.. Menyaksikan putri sulungnya diwisuda dengan penuh keharuan..

Bapak.. I'll keep my promise. Make You Proud in this world and also in Allah's Jannah

Jumat, 18 Mei 2012

Mencoba menjawab pertanyaan, "Kenapa Masih Pacaran?"

Bismillahirrahmanirrahim..

Hmm...
Tulisan ini merupakan analisis singkat dan sederhana saya, kenapa seseorang tetep berpacaran padahal dia tahu hukumnya..

Latar belakangnya adalah, obrolan bersama teman2/adek2/dll.. tentang aktivis dakwah yang kena virus merah jambu ini, dan sampai pada tahapan pacaran.
Yang paling parah lagi, ada orang yang bilang.. Si A sudah pernah haji dan alim Gpp pacaran, si B dan C anak LDJ juga pacaran. -_-" astagfirullah deh soal ini. >_<. Speechless.. semoga Allah memberikan saya dan teman2 saya ini hidayah.

Yup, Islam mengajarkan pada setiap pemuda/pemudinya untuk terus beribadah untuk Allah.. Pertanyaannya, apakah pacaran itu ibadah?
silahkan jawab sendiri.

Islam mengajarkan pada setiap pemuda/pemudinya untuk menjadi orang2 yang berkomitmen, bertanggung jawab, berani mengambil keputusan..??
Untuk parameter ini, jika dibandingkan menikah, tentu urutan orang yang berpacaran jauh lebih rendah. Anda tau sendiri lah, kenapa Anda masih berpacaran.. :)
Dibandingkan dengan yang membujang pun masih kalah.. :p
Membujang pun juga penuh dengan komitmen,, berkomitmen untuk menjaga perasaan si pasangan sesungguhnya.. agar tak pernah ada jejak2 kenangan indah yang pernah ada dalam hatinya.. sungguh itu juga berat..

ya itu tadi pendahuluan saya sebelum saya menyampaikan analisis singkat dan sederhana saya, kenapa seseorang tetep berpacaran padahal ia tahu hukumnya.

Hasil analisis saya antara lain:
Sederhananya, kepemahamnya belum final tentang janji Allah bahwa manusia telah terlahir dengan rejeki serta jodohnya masing-masing.
Pemilik pemahaman sempurna tentang konsep datangnya jodoh ini tentu tidak akan melakukan perbuatan mendekati zina satu ini.

Ya,, kenapa masih berpacaran, kalau kalian tau sebenernya Jodoh sudah diatur.. Kenapa masih berpacaran kalau tahu, doi belum tentu dia jadi pasanganmuu?

Mau beralasan ikhtiar..?
Ikhtiar juga ada koridornya.. -__-"

Atauu.. jangan2 Anda sedang berusaha mendahului takdir Allah, naudzubillah..
takut, tidak percaya, dan seolah-olah lebih tau, bahwa dia jodohmu..


Semoga Allah mengampuni dan merahmati saya dan teman2 sekalian..

ikhtiar dalam hal ini adalah perbaikan diri. dan ketika siap dengan segala konsekuensinya, maka bersiaplah untuk berkenalan (taaruf). Taaruf efektif dan efisien dijamin lebih dipercaya hasilnya daripada pacaran bertahun-tahun, apalagi pacaran cuma sebentar. ><

Belanja

Ya begitulah wanitaa..
hobinya membelanjakan harta.. Asal pada tempatnya, saya rasa g masalah.. :D

Tiba2 adek2 kelas ngobrolin kalau mau ke TePe.. wew..
Saya antara mau ikut dan tidak. Mau karena ingin jalan2 dan tidak mau karena kepala saya pusing.
Tapi alhamdulillah, saya ke sana goncengan secara gantian. Jadi diputuskan saya ikut.

Ya, alhamdulillah, jalan2 kali ini menambah kosa kata rute jalan di Surabaya.. seneng rasanya.. ^^

Sampai di TP, mulailah kaki dan tangan bergerak berdasarkan petunjuk mata.. :)

Dan tahukah, apa yang sempat terlintass??
Ini warna dan model baju kesukaan Tika..

Hikss.. kangen sama sohibku ini.. Rasanya belanja paling berkesan adalah belanja bareng dia.. Karena kita sering berkeinginan untuk memiliki baju yg kembar.. Selera kita sama, tapi selera warna agak berbeda.. :)

Dan setiap mampir di tumpukan sepatu, saya selalu melihat sepatu putih.
Mungkin jika ia telah hadir, akan kuberikan untuknya, biar kita bisa kembaran juga.. ^_^.

Sabtu, 05 Mei 2012

Rohis SMAGA AE



Perpisahan saya dan orang tua, menjadi babak baru dalam kehidupan saya. saya dituntut kuat, berani, dan bisa mengambil keputusan sendiri.

Dan luar biasa, Allah memberikan saya anugrah yang besar. Saya dikumpulkan dengan teman-teman keren ilmu dan agamanya.

Awalnya HPK hanya diisi oleh saya dan Jajuk, teman yg ibu saya dan saya paksa untuk nemenin saya.. :D
Lalu bertambah Shelvy, Pinky, Kyky, Tika, dan Laili. Tika dan Laili ini kosnya depan kos saya, dan kami sering main bareng. :D

Jiwa prestatif saya bangkit dan saya kembali pada agenda-agenda keislaman. Ikut tafakkur alam, ikut liqo, dan diskusi-diskusi.
Murabbi saya pertama alumnus SMA 3, mbaknya super gaull, sampai akhirnya menikah, murabbi kami diganti yang kedua. Murabbi kedua alumnus SMA 2 dan sampai menikah lagi, akhirnya sampai pada murabbi ketiga. Yang ketiga ini luar biasa, ibunya seorang dokter, ketua LSM Woman Centre Madiun juga. Dan Ibunya luar biasa supel dan tangguh. Kami liqo harus keluar dari SMA, karena SMA saya memang tidak diijinkan orang luar hadir kesana.
Tapi kami sempat mengadakan liqo di Mushola SMA 3 yang baru. :)
Selain itu, ibunya juga kadang main ke kontrakan kami. Kadang juga kami disuruh ke kantor ibunya. Dan kami lakukan dengan senang hati. Bersama ibu itu, saya merasa bahwa saya sangat disayangi, dan saya punya orang tua yang akan membimbing saya (maklum waktu itu sangat jauh dari ortu).
Bu Ainun pernah suatu pagi, jam 5, bertamu dikontrakan saya. Kami ngobrol berdua, panjang lebar kali tinggi. Ibunya menganggap saya sebagai teman saat itu. Dan perhatiannya membuat saya luluh.. Belum pernah saya menemukan orang setulus beliau. Beliau menceritakan kehidupan keluarganya, mulai dari sebelum menikah, lamaran, pacaran setelah menikah, dan sampai sekarang. Begitu pun, ketika Bu Ainun sakit, kami ke toko tanaman membelikan ibunya bunga. Rasanya so sweet banget. :)

Pernah, gara2 kesalahan kami dalam mengurus surat, Murabbi saya ini dipanggil oleh wakasek.. :D ampunnn.. Ibunya nggak marah blas, malah minta maaf ke kami.. :)

Awal mulanya adalah ketika dalam perkumpulan rohis sma-sma, kami pun ngiri dengan SMA 2, yang sudah bisa ngadain mabit di sekolahnya. Kami pun juga mengajukan agenda tersebut untuk mengadakan isra' mi'raj dengan metode mabit. Namun proposal ini ditolak, dan kami tetap ngenyel melakukan perbaikan, soale wakaseknya nggak to the point bilang kalau menolak, bilangnya alasan pematerilah, alasan waktu, dll..

Agenda ditolak mentah dan kami dikumpulkan di mushola.. Luar biasa mengerikan sekaligus menyebalkan dari guru saya waktu itu. Bilang kalau hati-hati dengan orang luar, sekarang banyak anak dicuci otak dan diajak berjihad jadi teroris. Dll.. dan rasanya saya sangat benci dengan hal tersebut.. Berpikirnya terlalu jauh dan tendensius.

Proposal selanjutnya adalah kegiatan pengajian rutin. :D
ya, kami sangat ingin kegiatan pengajian ini legal dan juga terbuka untuk umum, bukan cuma kami yang merasakan tapi yang lain juga. karena kami telah merasakan betapa hebat efeknya.
Inilah awal mula murabbi saya dipanggil kepsek.. :D (Maaf Buu..)
Ceritanya, kami buta akan hal-hal proposal. Karena itu, saya dan teman saya meminjam proposal dari OSIS. Kami nekat juga, kop surat lembaga Ibunya kami scan dan kami jadikan kop proposal kami. Nah, gebleknya, dalam proposal tsb ada tanda tangan Ibunya, lembaganya, dan juga kepsek + NIP-nya... Hahaha.. Jelas lah, guru pun bertanya-tanya, kok bisa orang ini tau nomornya Pak Kepsek. Mereka menanyakan pada kami, dan kami jawab apa adanya.. :)
Murabbi saya pun dipanggil, dan beliau menghadap. untungnya kok ternyata temennya MR ini dan kepsek pernah kenal. :D
Walau pernah kenal, itu bukan berita baik, karenaaa.... tetap saja, pengajian dilarang.

Hmm.. SMAGA, gimana nasibmu sekarang?

Perpisahan Menguras Air Mata


Bermula turunnya SK pindah kerja Bapak ke Bontang, Kaltim. :(
Luar biasa, pukulan paling sakit dalam hidup saya waktu itu. Mungkin juga bagi orang tua saya.

Pendidikan saya yang semakin tinggi, dan waktu kerja bapak yang tidak jelas, plus pengalaman2 buruk tentang kepindahan saya, membuat orang tua saya memutuskan kalau saya harus tetap tinggal di Madiun. Jadilah masa-masa itu menjadi masa-masa penuh tangis perpisahan. Setiap barang yang saya rapikan, selalu ada tangisan. Mungkin begitu pula bagi ibu saya.
Setiap hari penuh tangisan, dan penuh nasihat. saya belum pernah berpisah dengan Ibu saya lebih dari 2 hari selama hidup saya. Dan saat itu harus berpisah dalam waktu lama.

Ibu berpesan, "Fit, Ibu suka lingkunganmu saat ini, Ibu suka teman-temanmu saat ini, dan ibu suka perubahanmu saat ini. Ibu dan Bapak sesungguhnya tidak mempunyai maksud untuk meninggalkan kamu disini, berpisah juga bukan keinginan kami. Bapakmu tidak pasti masa kerjanya, dan kamu sudah SMA, sebentar lagi kuliah. Kamu harus tetep disini, kalau tidak mungkin kamu akan kacau". Dan saya mengangguk dengan cucuran air mata.

Sampai akhirnya, tiba di Bandara Juanda. Selama disana, saya cuma bisa menangis.. Saya anak manja, saya nggak mau pisah sama ibu, sama adek dek jihad, eva, adi, dan si Bungsu Surya.
Bapak terlihat menahan air matanya, Ibu pun tak kuasa untuk menahannya, akhirnya jatuh juga. Sampai pada panggilan terakhir pesawat, saya pun harus berpisah.. Pelukan ibu, bapak, dan adek2 sangat kuat.. Tangis pun pecah.. Kami berangkulan dan tangis saya semakin kencang. Dek Surya waktu itu menangis paling kencang juga, anak 2 tahun itu seharusnya tak mengerti tentang ini..
Saya menangis sepanjang perjalanan Surabaya-Madiun. Sampai di rumah budhe, saya melihat mereka tidak tega melihat saya.. Mata saya bengkak setiap pagi, apalagi kalau bukan karena menangis.. Dan tibalah hari pertama saya dikos-kosan.
Dan disekolah pun demikian, teman2 saya merasakan saya dalam kesedihan luar biasa. Tapi saya merasa sangat beruntung punya teman-teman dan guru-guru yang hebat.
Saya menyadari, bahwa kemandirian saya sedang dilatih saat ini.

Yup, awal-awal ngekos tanpa bimbingan, saya pun urakan.
Membeli barang ini dan barang itu, bukan untuk foya-foya, tapi karena nggak tau mana yang harus dibeli/tidak. Beli baju, kerudung, handuk, dll..
:D Akhirnya uang yang seharusnya buat 1 bulan, ludes dalam waktu 2 minggu.. :P

Saya juga g tau cara mencuci bagaimana, jadi saya kumpulkan bajunya selama satu minggu. Bodohnya saya, pakaian tiap harinya saya rendam dalam air berdetergen dan dibiarkan pakaian itu selama 1 minggu.
akhirnya, di hari minggu, saya pun menangis lagi karena pakaian saya bau semua dan tidak hilang-hilang. sampai akhirnya ibu kos menawarkan saya memakai mesin cucinya, tapi saya menolak. Dengan alasan, kalau cucian pertama ini pakai mesin cuci, maka cucian berikutnya saya tergantung sama mesin cuci.

Itu tadi paling haru dalam hidup saya.

Kerudung Pertamaku


Huft.. Disela2 kejenuhan mengerjakan TA, tiba-tiba saya merenungi, perjalanan saya berada disini. Dan Allah Maha Pengasih memberikan kesempatan saya untuk merasakan indahnya jalan ini.

Kerudung pertamaku, sebenarnya judul ini tidak relevan dengan kondisi yang nampak diluar, tapi bagi batin saya ya, ini adalah kisah kerudung pertamaku yang kukenakan dengan ilmu dan dalam keadaan rela.

Sekolah awal saya adalah TK umum di Jakarta. Dilanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah Hudatul Khairiyah Jakarta Timur. Di sana seragamnya adalah kerudung, rok dibawa lutut tidak panjang, dan baju lengen pendek. Kalau saya inget-inget, saya hanya bisa tersenyum dengan seragam itu. :)
Kelas 4 cawu III saya berada di SD Muhammadiyah 6 Surabaya. Berkerudung juga baju lengen panjang dikeluarkan dan pakai celana, dan saya merasakan ini seraga ternyaman yang pernah saya pakai dulu.

Kemudian saya memutuskan untuk memilih SMP 12 Surabaya untuk melanjutkan jenjang saya. Di sini saya juga masih mengenakan kerudung saya dan semakin sempurna dengan lengan panjang dan rok panjang.
Di sana ada budaya yang unik menurut saya. Jadi suatu waktu ada pendaftaran untuk 4 organisasi yang ada di sana: MPK, OSIS, Mading, dan Rohis. Tiap kelas wajib mengirimkan delegasinya untuk mendaftar, dan yang mendaftar dibebaskan untuk mengikuti pelajaran kalau tidak salah selama 3 hari.
Hehe.. 3 hari ini diapain aja?
hufftt.. dipanggang, dijemur, diberi tugas ini dan itu. TT

Saya saja yang ikut seleksi Rohis, harus dijemur, dibentak, ditutup matanya sambil disuruh baca ayat kursi dengan kencang. Batin saya, apa-apaan ini.. T_T. Tapi ada satu seleksi yang unik, yaitu hafal ayat kursi dan berceramah.
Alhamdulillah saya diterima sebagai anggota Rohis SMP N 12 Surabaya.
Kegiatannya biasanya sabtu/minggu. Kami biasanya disuruh merangkum majalah Annida.

Satu kebiasaan buruk saya waktu SMP adalah, ketika ke kamar mandi, saya melempari kelas saya dengan kerikil.. Dan kalau bisa masuk ke ruangan rasanya seperti telah mencetak gawang Liverpool.. :D

Semua berakhir ketika Bapak menerima SK Pindah kerja ke Madiun. Dan rasanya hancur ketika harus meninggalkan teman2 yang sudah akrab, organisasi yang mendukung, dan juga saya termasuk menjadi panitia OSPEK yang saat itu terlihat keren.. :D

Hmm.. ya begitulah Takdir.

Menurut saya, yang paling galau saat pindahan sebenarnya adalah Ibu saya, karena harus mengurusi rumah, mengurusi sekolah kami.
Ibu dan Bapak mendaftarkan saya di SMP Negeri 1 Madiun, awalnya saya termasuk ditolak, karena katanya Kepsek sudah penuh, namun karena kegigihan Ibu saya menyakinkan bahwa saya orang yang mampu berada di sana, saya diterima juga disana..

Nah, disinilah titik awal Allah merubah kebiasaan saya.

Sewaktu pembelian seragam, saya bertanya pada guru, berapa jumlah wanita yang berkerudung yang seangkatan dengan saya, jawabnya hanya 1. Dan saya yang canggung dengan jumlah demikian dan belum baligh akhirnya memutuskan untuk melepas kerudung saya.

Awal masuk, katanya temen2 saya terlihat culun sekali, rambut panjang potongan datar, rok panjang, lengen pendek kepanjangan, dan juga kaos kaki sepak bola. Tapi lama2 saya menjadi sangat modis seiring kemampuan saya beradaptasi dengan teman2 sekitar.
3 bulan setelah masuk, saya pun mengalami mensturasi pertama. Kontan pada waktu itu saya sudah dikenai hukum2 Islam. Tapi saya yang waktu itu sudah nyaman dengan gaya ini, saya pun tetap bergaul tanpa menutup aurat.
Masa saya ini, kata ibu, adalah masa paling meneganggkan buat ibu saya. Karena puber saya ini membuat sifat2 saya dulu hilang, dan saya menjadi sangat mbandhel. Sebenarnya kenakalan ini membuat saya mempunyai banyak warna dalam hidup sekaligus membuat jiwa2 berprestasi saya mati.

Sampai akhirnya tahun ketiga, menjelang UAN.
Kakak saya yang menjadi TKW di Hongkong pulang sejenak. Ibu yang barusan mengunjungi kakak saya ini membawakan titipan kakak untuk saya, yaitu buku Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah (NPSM). Buku ini tidak saya baca dengan tuntas, tapi buku ini, luar biasa membawa perubahan pada diri saya. Hampir selalu ada tangisan penyesalan setiap saya membacanya. Kebetulan saat itu saya sedang jatuh cintrong buta.. :D Dan ketika saya membaca buku tersebut, saya menyadari betapa sia2nya saya memelihara rasa itu.. T_T

Setelah selesai UAN, maka sekolah saya termasuk sering diadakan presentasi dari SMA-SMA keren, mulai dari SMA Taruna, SMA 2, dan juga SNBI SMA 3 Madiun. Pada SNBI ini saya tertarik dan menceritakan antusias kepada orang tua. Alhamdulillah didukung, akhirnya ibu saya mengurusi segala perlengkapan pendaftaran saya. Sampai akhirnya saya ikut tes dan ditanyatakan lulus.
Alhamdulillah....

Saya masih tidak mengenakan kerudung saat awal masuk SMA.
Ketika awal saya masuk SMA, orang yang menjadi sahabat saya sekarang bilang kalau gaya saya songok, sombong, dan tipe orang2 yang ngegank.. Hehe,, emang waktu SMP saya termasuk anggota Geng. :)
Kalangan anak SNBI SMA 3 adalah orang2 pinter dari berbagai daerah di sekitar madiun. Mereka sudah terbiasa dengan prestasinya. Saya mungkin termasuk yang outlier.. :D.
Di sinilah saya berteman baik dengan Hafriliantika, Laili, Tantri, Arik, Novita, dll. Luar biasa..
Mungkin waktu itu, Tika dan Laili adalah target kakak kelas rohis, karena saya deket sama mereka saya juga katutan.

Waktu berjalan, dan luar biasa..
Saya masih tetap membaca buku NPSM ditambah lagi buku Ketajaman Mata Hati, semakin lengkap penyesalan saya. Dan akhirnya saya pun mulai sering bertanya-tanya tentang Islam pada temen saya. Saya tertarik pada kegiatan ini, termasuk waktu itu saya diajak ikut ngaji.
Seinget saya, waktu itu saya belum berkerudung waktu ikut pengajian sama kakak kelas. Dan sampai akhirnya, saya membaca Al-ahzab: 59 tentang kewajibab menutup aurat. Saya pulang dan mengatakan dengan teguh pada ibu saya, bahwa saya akan mengenakan kerudung. Ibu saya bertanya memastikan dan saya jawab dengan yakin bahwa saya akan menutup aurat saya.
Bulan ramadhan waktu itu saya lalui dengan penuh nilai-nilai sprititual, dan lebarannya pun penuh hikmah.

Kurang lebih 3 bulan di awal SMA, saya mengenakan kerudung saya. Tidak mudah, karena seragamku yang kotak-kotak hitam kayak serbet ini tidak tersedia di koperasi sekolah. Akhirnya saya dan ibu saya mencarinya di Malang. di Malang kami memutari 20 toko kain, saat kami putus asa, alhamdulillah kami menemukan kain tersebut. Belum lagi saat main ke rumah tetangga dan saya bilang kalau saya mau berkerudung malah dibilangin, "Kamu nggak usah jilbaban dulu aja, nunggu kalau udah jadi istri. Soalnya usia se kamu ini masih suka model-model dan budhe takut kalau kamu bakal lepas-pakai jilbabmu itu". Dengan yakin saya menjawab, Saya siap Insya Allah.

Tepat H-1 sebelum saya merubah total semua penampilan saya.
Baju yang baru dari penjahit dan baru kering, saya mintakan ibu untuk memasang kancing kusus agar sempurna menutup tangan.
Saya menyetrikanya sendiri dengan penuh perenungan dan setan sepertinya menggoda saya dengan kejinya. Maju dan mundur layaknya gerakan setrika yg saya mainkan. Dan dengan tetesan air mata serta keteguhan saya menyelesaikan setrika itu dengan semangat.

Dan sambutlah penampilan baru saya teman-temanku.. Kalian sudah tidak bisa menyebutku lagi Shasha-nya miss vs highhill karena rambut berantakanku.. :P
Luar biasa tanggapan dari teman dan kakak kelas, tapi aq sebenarnya sangat canggung dengan tanggapan tersebut. Saya pun lebih banyak di dalam ruangan.

Setelah itu, saya pun menanyakan pada Ibu. "Ibu, Ibu tahu kan kalau berkerudung itu wajib? Lalu kenapa Ibu membiarkan saya melepaskan kerudung ini.". Jawaban ibu saya, "Kamu adalah orang keras kepala, dan percuma ketika ibu harus menyampaikan ini". Ya, saya sadar, ibu saya menyampaikannya langsung pada Allah, dan Allah yang mengatur semua ini.. :(
Ibu memang orang yang paling mengerti saya.. Dan Allah adalah sebaik-baiknya penentu kehidupan.

Perkembangan saya luar biasa saat itu, dan saya semakin aktif di SKI SMA 3. Kerudung pun saya pakai walau hanya di depan rumah. Dan saya terus belajar dan belajar, sampai akhirnya saya kembali menemukan di An-Nuur: 31 kalau kerudung harus sampai menutupi dada. Saya pun marah ke Ibu, karena ibu nggak bilang. (ampun Bu..). akhirnya saya dan ibu belanja kerudung yang banyak.. Beli baju, dll.. Luar biasa perjuangan ibu waktu itu. Ibu saya seperti sahabat saya, saya menceritakan apa-apa yang terjadi.

Jumat, 04 Mei 2012

Ceroboh yang Memakan Korban


SESI I


Hari sabtu adalah hari olahraga di SMA 3 Madiun. Biasanya setelah olahraga sesuai dengan bidang minat masing-masing, temen-temen cewek CIS kongkow di markas (kebetulan itu kos-kosan saya, namanya HPK).
Apalagi yang dilakukan oleh remaja putri yang lagi ngumpul kalau nggak ngobrol.. Haha..

Hari itu (x) terhitung sebagai musim kemarau.
Notasi matematikanya adalah {X|x1, x2,... xj}. :D
Madiun itu, kalau sedang kemarau, panasnya lebih menyengat daripada Surabaya. #serius.
Karena inilah, topik kami adalah tentang panasnya Madiun. Masing-masing menceritakan tentang pengalamannya dalam mengatasi panasnya ini. Hmm.. saya lupa saya bercerita tentang apa. Yang saya ingat pasti adalah cerita dari Arda. :) Ceritanya menginspirasi dan bisa dijadikan solusi untuk mengatasi kondisi saya dan kamar saya.. :) Murah, meriah, mudah.

Arda menceritakan tentang, bagaimana Ibunya menangani panasnya rumah. Yaitu, dengan meletakkan ember berisi air di salah satu sudut ruangan yang diinginkan. Dengan didukung oleh landasan teori penguapan yang kuat, maka solusi ini dapat diterima.

Oke..
Karena sudah waktunya saya harus ke rumah Budhe, maka kami berpamitan.
(setiap sabtu-minggu adalah waktunya pulang kampung, karena saya nggak mungkin ke rumah ortu yang ada di Kalimantan, maka saya ke rumah Budhe saya).

SESI II
Ting-tong..
Hari minggu sore..

"Assalammualaikum, Bu Timbul, saya sampai." 
Bu Timbul adalah Ibu Kos saya yang super baik.
Saya memasuki kamar dan merasakan panas yang menyengat. Kebetulan kamar saya menghadap timur.
Dan saya teringat solusi yang diceritakan Arda, maka saya mencoba mengimplementasikannya.

Saya mencari ember.
Hmm.. ember ini terlalu besar dan sepertinya memperburuk estetika kamar kami jika ini diletakkan di kamar.
Maka solusi lain adalah, saya mengambil Teko. Alasan logisnya adalah, teko itu kecil dan jika diletakkan di kamar, ia tidak akan mengurangi estetika ruangan.
Dan ide inilah yang menyebabkan jatuhnya korban.. :D

SESI III
Senin pagi, saya mengamati teko ini. Dalam hati berkata, "Subhanallah yah, Madiun emang panas banget, sampai-sampai di kamar ini terjadi penguapan."
Air dalam teko itu berkurang sebanyak kurang/lebih 1 cm.

Lalu saya ke Sekolah bersama teman-teman HPK yang lain.

Sehabis dari sekolah, saya mengamati teko itu lagi. Dan berkomentar yg sama dengan komentar tadi pagi. Namun ada satu hal yang mengganjal, kenapa ada gelas disana?
Saya pun masih berpegang teguh pada teori penguapan.

SESI IV
Tiba malamnya, kos saya penuh dengan para cewek2 CIS yang keren-keren. :)
Sampai suatu ketika, tibalah keinginan saya memasuki kamar. Dan betapa saya terkejut, ketika air di dalam teko itu hanya berisi setengah dan di sampingnya ada banyak gelas. Antara takut dan ingin mengakui kesalahan dan meminta maaf, saya menghampiri teman2 saya yg sedang berkumpul di luar.

Dan berkata, "Cah, tadi minum di air di teko di kamarku?" (ekspresi saya menimbulkan kecurigaan terhadap saya). Mereka menjawab, "Iya, lapo mbah??" ("mbah" adalah panggilan saya dulu).
Saya langsung lari, sambil cekikik'an.. :D:D:D
Temen2 yang merasa minumpun juga penasaran, akhirnya mengejar saya, dan saya tersudutkan oleh intrograsi2 yang mengintimidasi tapi saya cuma bisa ketawa pasrah.

Sampai saya sudah tenang, saya beri tahu, zat apa sebenarnya yang ada dalam teko tersebut. Hehe..
"Cah, itu air mentah,, maaf yaa.. ini karena saya dapat saran dari Arda".
Waaahhhhhhhh... Saya dicekek sama anak2 waktu itu.. :D
Dan mereka sewot, "kenapa tempatnya pakai teko??", "air keran atau air di bak?", "Mbahe kudu tanggung jawab kalau aq sakit perut", dll..
:D

Hehe.. Maafkan aku teman2..
Tapi cerita ini, selalu saya ajukan sebagai cerita lucu yang saya punya..

CIS - We Life Education, Inovation, Revolution, & Development