Sabtu, 29 Desember 2012

Lisan yang Teruji


Bismillahirrahmanirrahim...

Sudah 1 pekan ini. Tepat malam minggu pekan kemarin, saya dan teman-teman berdiskusi tentang kondisi dakwah di kampus.

Hingga sampai pada puncak semangat, lisan Berucap. "Biar aq hancur lebur menjadi tanah, asal dari tanah tersebut tangga kemenangan dakwah mampu terwujud. Saya Rela."

Hm.. dan lisan ini diuji. Untuk mengetahui keinginan ini seteguh gunung atau serapuh rumah laba-laba.

saya berbaik sangka pada Allah.. Dia sedang menguji kesungguhan lisan ini dalam mewujudkan Kesatuan Umat Islam.

ya, Allah sedang menguji saya.. dan saya masih berbaik sangka pada Dia Yang Maha Pembuat Makar.
Semoga saja, saya tidak terjebak dalam hal2 yg melemahkan iman.. saya mohon doanya dari semuanya. Semoga Allah menguatkan iman orang2 yg merindukan tegaknnya Dien Allah



Menghadirkan hati untuk menyambut janji. Fath!! Fight!! Allahu Akbar!!

Senin, 17 Desember 2012

Mimpi bersama

G terasa, sudah hampir 5 tahun tinggal di Surabaya. Dan di kampus ini, saya punya sahabat yang paling lama bisa bareng.. Biasanya pol-polan cuma bisa 3 tahun. Tapi ini bisa 4 tahun lebih.

Saya mengingat beberapa kenangan bersama sahabat. Yup, menyenangkan jika mampu bermimpi bersama...  Momentum awal yg paling terkenang adalah saat beberapa kali diskusi. Kita tiba2 memasuki kelas dan menguasainya.. Memegang spidol lalu menggambarkan detail2 apa yg kita butuhkan untuk rencana berikutnya.. Semacam keren saja. 

Momen berikutnya adalah ketika pulang dari gedung robotika, dan menyusuri senja sambil berkisah.. Yup, lagi2 kita saling bicara tentang mimpi yang mungkin mengkhayal tapi alhamdulillah, masih terjaga mimpi itu hingga sekarang, maksudnya belum terwujudkan dan digantikan jauh lebih baik. 

Momen yang lain saat Inspire 3. Hmm.. kami menuliskan surat cinta untuk setiap peserta. Dan kita masih menyimpan mimpi itu..

Momen berikut dan seterusnya hingga sekarang, kami masih menyimpan mimpi itu... 

Mimpi itu tentang, "Suatu saat, umat islam bersatu padu. Tak ada saling debat atau saling celah antar harokah. Semua bersinergi dan kembali kepada Al-Qur'an."

Kamu dg jalanmu, dan aku dengan jalanku.. Dimanapun engkau dan aku berada, insya Allah mimpi ini akan diperjuangkan..

Berbincang denganmu tentang ini, membuat hidup lebih positif.. Yup. Bersemangat dan bersegera..

Dan mari meneladani beberapa upaya mewujudkan visi "Unite as an Ummah", seperti yang dilakukan Umar bin abdul Aziz, Nuruddin zanki, dan aku lupa satu lagi.

Dan 2 tahun sudah mimpi ini kita simpan dan kita jaga.. Semoga tetep istiqomah.. 
For my special friends. Halimatus S. 

Sabtu, 08 Desember 2012

Jadilah Pujangga!!

Masih ada yang ingat dengan lagu jaman saya kecil dulu..

berikut saya kutip dari kapanlagi.com


Aku mungkin bukan pujanggaAku mungkin tak selalu adaIni diriku apa adanya
(repeated)Mungkin aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata'Ku tak s'lalu kirimkan bunga 'tuk ungkapkan hatiku
Oh...Mungkin aku tak 'kan pernah memberi intan permataMungkin aku tak selalu ada di dekatmuKuingin kau tahu isi di hatiku'Ku tak akan lelah jaga hati iniHingga dunia tak bermentari
(Chorus)Satu yang kupinta, yakini dirimu, hati ini milikmuSemua yang kulakukan untukmu lebih dari sebuahKata cinta untukmu, ini diriku

 Hari ini saya menyesal karena telah mengambil makna Pujangga yang didefinisikan oleh BaseJam sehingga saya menjadi benci dengan Pujangga yang identik dengan pandai menggombal untuk merebut hati Targetnya.

Tulisan Natsir dalam Capita Selecta-nya telah mampu memberikan kejernihan berpikir saya tentang bagaimana Pujangga itu sebenarnya..

Bahwa pujangga adalah mereka yang mengikat ilmu-Nya dengan Kalam dan menyusun setiap katanya dengan Sastra yang tinggi.
Sastranya itu menenggelamkan pembacanya dalam lautan-lautan ilmu cermelang yang dikaruniakan Allah SWT.
Bahwa Pujangga adalah identitas yang wajib melekat pada ulama-ulama sekaliber Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Imam Ghazali, dan lain-lain.. Ya, mereka Pujangga.

Jadilah Pujangga..
Walau tak bisa melekat pada diri saya, setidaknya pada Anda yang telah berkemampuan, tingkatkanlah. Dan setidaknya tidak mampu untuk kita, mari kita perjuangkan untuk anak/cucu kita.. :)

Percakapan

Kau dengar, percakapan antara Rasulullah dan Khadijah?
Aku ingin menjadikannya percakapanku kelak.

Kau dengar, percakapan Fatimah dan Rasulullah?
Aku ingin menjadikannya bagian dari pengalamanku.

Kau dengar, diskusi-diskusi Rasulullah dengan sahabat?
Ya, saya ingin mendengarkannya kelak.

Kau dengar, percakapan dua pemuda sebelum perang Yarmuk? kemudian mereka syahid.
Aku ingin ini menjadi percakapanku kelak.

aaaah.. saya tak berani melanjutkannya..
dan biarkan saya mengambil jeda untuk menjawab pertanyaan. "keinginan ini, apakah seteguh gunung menjaga bumi atau seperti rumah laba-laba yang rapuh."

Aku Galau!!

Hari ini saya membaca CAPITA SELECTA kumpulan surat-surat M. Natsir. Walau belum semua terbaca, walau harus bersusah payah memahaminya, saya mencoba..

Tulisannya tentang Kebudayaan dan Filsafat menceritakan tentang situasi yang mencekam umat islam saat ini, tak lahir ulama-ulama sohor dengan kemampuannya luar biasa.. Menerangi tanah Eropa yang sebelumnya gelap. Melahirkan ilmu-ilmu dasar yang bermanfaat hingga sekarang. 

Multidisiplin. ya, itu yang saya tangkap dari kapasitas-kapasitas yang dimiliki ilmuwan semacam Ibnu Sina, Ibnu Haitam, Imam Gazali, Ibnu Rusyd, dan lain-lain yang diceritakan Natsir dalam buku ini..
Mereka ulama, mereka dai, mereka pujangga, mereka filosof, mereka ilmuan, mereka penemu, mereka pengurus urusan umat.

Maka Galaulah saya dengan kalimatnya, "mereka hidup sebagai  seorang  miskin, tidak  meninggalkan  harta  benda,  tetapi  wafatnja  sebagai  alim,  meninggalkan  pusaka  ruhani  jang  tak  ternilai,  tak  rusak  dimakan  masa, dari zaman bertukar zaman, djadi mustika didunia kebudajaan. Wahai ahli waris, mengapa pusaka dibiarkan hanjut!! "

Tulisan selanjutnya adalah tentang Pendidikan. Hmm...
Tak ada alasan lain untuk manusia hidup kecuali beribadah kepada Allah, tak ada cara lain agar tujuan tersebut tercapai kecuali dengan Pendidikan. Ya, Pendidikan seharusnya menjadikan kita, orang tua kita, dan anak-anak kita beribadah kepada Allah dengan ilmu-ilmu untuk melakukannya.. 

Kemudian dijelaskan pula, manusia harus menjadi khalifah fil ardi. yang seharusnya seimbang, adil, dan harmonis dalam menjalani kehidupan dunianya. (Al-Baqoroh:143).
Maka Galaulah saya ketika membaca pesan beliau, "kita  harus  memperguiakan  setiap  saat  dari  umur  kita.  Umur kita  dan  umur  generasi  jarg  bakal  timbul  jang  kita  didik,  untuk menggantikan kita."
Umurku, sudah dihabiskan untuk apa saja.. Mendidik? bahkan mendidik diri sendiri jauh dari level Sempurna.!! 
Padahal, akan datang suatu waktu, yang berat karena amanah anak-anak yang harus dididik. Bagus tidaknya akhlak mereka adalah hasil didikan ibunya sebagai madrasah pertamanya. Lalu, saya diposisi mana? Maka Galaulah saya.
Ditambah lagi dengan narasi-narasi Omar, "Celakalah ibumu!!", "Beruntunglah ibumu", "kau telah mendidik anak-anakmu dengan baik", "tak ada wanita lain yang mampu melahirkan anak sekaliber Khalid". 
Ah, Aku Galau!!

Sebenarnya masih banyak lagi tulisan Kakek Natsir dalam Bab Pendidikan ini, tapi kebodohan saya yg menyebabkan saya belum bisa membacanya.. 

Tulisan berikutnya tentang Tauhid.. 
Sepertinya Kakek sedang menuliskan narasi-narasinya ketika beliau dalam usia lanjut dan bicara tentang keberlangsungan Generasi menjadi hal yang KRITIS. Lagi, beliau menuliskan tentang mendidik generasi berdasarkan tauhid. Layaknya Luqman berkata kepada anaknya, "Hai anakku, janganlah kau menyekutukan Allah". Semoga Bapak anak-anakku mampu melakukannya.. Dan saya juga.. 
 
Maka Galaulah saya, ketika melihat kondisi sekitar.. dan membaca tulisan ini, "Ia  berani  hidup  ditengah2  dunia,  jang  kata  orang  penuh  dengan tipu-daja  dan  ketjewa,  tapi  iapun  berani  pula  mati  untuk  memberikan  bakti-darmanja  bagi  kehakiman  Ilahi  di  jaumilmahsjar.  Lantaran  hidup  dan  matinja  telah  diperuntukkannja  bagi  Allah  Rabbulalamin se-mata2. "
Adakah keberanian itu dalam diri saya?
Lalu, ketika Allah mencoba memberikan jawaban dg ujian iman, adakah jiwa yang masih mampu melihat mana yang haq dan mana yang bathil? Apakah kemudian saya tersesat? 
Ya Rabb, hamba hina tanpa ilmu-Mu. maka karuniakanlah hamba sedikit atau banyak dari ilmu-Mu. agar hamba selamat dari adzab ke-kafiran/kemunafikan, dan tidak hina didepan orang-orang beriman.

Maka Galaulah saya lagi, tentang rekaman-rekaman pemikiran dan titah dari Prof. Snouck. Bisa saya simpulkan bahwa dia bermain sangat lembut dalam menjauhkan kita dengan Din Islam. katanya, jangan mempersempit kita dalam melakukan ibadah-ibadah, agar kita merasa nyaman dan kita tidak sadar bahwa kita telah dikendalikan oleh orang-orang yang bukan Islam. Lalu, beliau juga membuat (semacam) postulat agar jangan membiarkan Islam di Indonesia mempunyai hubungan luar negeri, karena nantinya akan membangkitkan semangat Pan-Islamisme. 

Maka Galaulah saya ketika beliau menuliskan bahwa, salah satu cara yang bisa melawan serangan-serangan lembut mereka adalah persatuan. Kata Zain Bhikha, UNITE AS AN UMMAH. 
ya, saya menyaksikan sendiri, di lingkungan sekitar saya. Betapa persatuan ini belum tercapai. Dalam masalah khilafiyah masih sering diperdebatkan, berita2 buruk yang tidak tervalidasi dengan baik disebarluaskan, saling menyudutkan, dan satu lagi yang menurut saya penting, Belum Adanya Kesatuan Sikap Politik Umat saat ini. Yang tua-tua dan yang muda demikian adanya. Membikin Galau.

Lagi-lagi nasihat kepada pemuda yang dituliskan. Kakek Natsir mengutip pesan-pesan yang dibawa oleh agen rahasia Ichawanus-Shafa:
"..Oleh  karena  itu,  wahai  saudara,  djanganlah  engkau  mengabiskan  masa  dengan  mentjoba  memerbaiki  keadaan  mereka  jang telah  tua  bangka,  jang  tak  ada  berkodrat  lagi  itu.  Mereka  memunjai  kejakinan,  bahwa  dari  pihak  golongan  pemuda  tak  ada  jang akan  terdengar,  melainkan  hanja  pemandangan2  jang  merusak, kelakuan  jang  d  jahat,  achlak  jang  kedji.  Mereka  itu  akan  menjusahkan  pekerdjaanmu,  akan  tetapi  mereka  tidak  akan  berubah  menjadi baik. 

Akan tetapi, atas pundakmulah terletaknja satu kewadjiban,  jakni  untuk  membuktikan  bahwa  sesunggungnjalah  engkau ini  seorang  pemuda  bersanubari  sutji  dan  sehat.  Dan  ketahuilah, 
bahwa  sesungguhnjalah  Allah  tidak  mengutus  akan  Nabi-Nja melainkan waktu dia bersemangat dan bertenaga muda belia. 

„Dengarkanlah  firman  Allah  s.w.t.  dalam  surat  AlKahfi,  tentang  pemuda2  jang  beriman  teguh,  dan  membawa  perubahan  baik bagi  kaumnja  :  „Sesungguhnja  mereka  adalah  segolongan  pemuda jang  beriman  kepada  Tuhan  mereka;  dan  Kami  tambah  pemberian 
„hidajah kepada mereka..." (Q.s. Al-Kahfi: 13).

Maka Galaulah saya dengan pertanyaan, Dimana posisi sayaaa????????
Sudahkah saya mengetahui dengan benar tentang ketahuidan itu? Sudahkah saya mempersiapkan diri untuk menjalankan kewajiban dipundak saya ini??


Rupanya, malam ini saya bener-bener GALAU
Saya mengingat beberapa diskusi dengan Bapak itu (saya g bisa menyebutkan namanya). Saya menyimpulkan, yaa.. ini agenda besar sulit dijalankan bahkan kita baru memulai mengumpulkan tenaga. 

Rupanya, saya bertambah GALAU  lagi ketika suara Bapak yang memaparkan tentang 2014-2025 bergaung diotak saya. Kita dalam kondisi kritis tapi kita masih larut dalam ketidakmauan kita untuk mengumpulkan tenaga dan bersatu.. T__T.. astagfirullah.. 

dan terakhir, saya merangkum tulisan saya dengan. 
maka,semakin galaulah aq bersama capita selecta-nya. 
maka,semakin galaulah aq bersama blog-nya. 
maka,semakin galaulah aq bersama paparannya.


NB:
Terangah-angah saya membaca tulisan pujangga Kakek Natsir.. Semoga mampu membacanya lebih banyak lagi dengan hati dan dengan cahaya Ilahi.. yang saya kutip disini masihh jauh dari konten yang berjibun itu. dan yang mampu saya tulis hanya tentang keGALAU-an saya tentang agenda-agenda yang beliau pesankan kepada pemuda dan bahkan saya belum menyibukkan diri untuk menghimpun tenaga untuk mengerjakan agenda-agenda itu. 


Kamis, 22 November 2012

Subjektifitas VS Objektivitas Berpikir. Bagaimana menurut Anda?


A: "Eh, HOMO itu haram!!.."
B: "Sial Lo!!.. Objektif Dong kalau mikir, subjektif banget cara pandang Loe, agama dibawa-bawa!!"

Hmmm................. Ini percakapan yg saya dramatisir.. tapi memang percakapan tsb memang ada.. :)
Bagaimana pandangan rekan-rekan terhadap sanggahan si B? Dia berbicara ttg Objektifitas dan Subjektifitas..

Mari simak tulisan sahabat saya dibawah ini.. (gaya bahasanya beda banget, ini saya copas langsung tanpa ada perubahan dalam Notenya)

Berbicara tentang subjektifitas-objektifitas saya punya pengalaman menarik. Saya pernah menghadiri sebuah diskusi ilmiah dengan tema subjektifitas-objektifitas. Jadi dalam diskusi tersebut, dengan panjang lebar saya menjelaskan tentang definisi subjektif dan objektif. Dalam makalah saya, dengan enaknya saya menuliskan :

Secara terminologi, objektif artinya sesuai dengan keberadaan realitas. Objek berada di luar dari pengamat, ada di luar sana. Itu artinya apapun kondisi yang mempengaruhi pengamat maka suatu realitas di luar sana tidak berubah. Objektifitas melarang adanya asumsi-asumsi awal dalam melakukan penilaian terhadap sebuah perkara. Namun satu hal yang seringkali dilupakan oleh kita, bahwa objektif itu mensyaratkan adanya tolok ukur penilaian standard untuk menilai benar atau tidaknya sebuah objek. Tolok ukur yang tetap dan tidak berubah sepanjang zaman. Tolok ukur yang lengkap, yang mampu dijabarkan dalam aturan jika begini maka salah jika begitu maka benar. Tanpa tolok ukur itu, idealisme objektifitas tidak akan pernah tercapai. Allah menurunkan Al Qur'an dan Rasulullah SAW mewariskan sunnah sebagai panduan hidup, sebagai peraturan yang wajib dijalankan oleh seorang muslim. Al qur'an dan sunnah bukan asumsi, melainkan tolok ukur yang harus digunakan oleh seorang muslim dalam menilai benar tidaknya suatu perkara.

Tapi rasanya ada jurang yang begitu menganga lebar ketika ada salah satu peserta diskusi berkomentar: "Kalau anda menghukumi perbuatan gay itu salah dengan alasan Al Qur'an melarang gay, orang non muslim pasti akan mengatakan anda subjektif karena bagaimanapun pengambilan hukum ini tidak lepas dari sebab bahwa anda muslim"

Pertanyaan ini menjebak sekali. Bahkan mungkin orang-orang yang awalnya taat beragama tapi pada akhirnya terbawa arus sekularis liberalis juga karena terjebak dengan pertanyaan seperti ini. Pertanyaan yang menghasilkan doktrin bahwa tidak fair seseorang menjadikan agama sebagai tolak ukur menilai sesuatu karena jika agama digunakan, pasti akan menghasilkan putusan yang subjektif padahal subjektifitas itu bertentangan dengan kaidah ilmiah alias tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Nah sekarang pertanyaannya adalah, benarkah memilih islam sebagai tolok ukur untuk menilai suatu perkara itu bertentangan dengan kaidah ilmiah?

Untuk menjelaskan hal ini saya akan sedikit menggeser arah pembicaraan ke arah yang lebih umum. Sejak SD sampai kuliah, saya mengenal dua skema penilaian evaluasi akhir semester. Di SD sampai SMA, penilaian evalusi akhir semester diambil dengan cara me-rata-rata semua nilai mata pelajaran tanpa memperhatikan bobot mata pelajaran. Nah, pas kuliah saya mengenal penilaian IPK yang rumus penghitungannya memperhitungkan bobot mata kuliah. Kedua skema ini berbeda sehingga hasil akhirnya pun berbeda. Misalkan saya punya tiga mata pelajaran yang nilainya 4, 3, dan 3 dengan bobot masing-masing 2 sks, 5 sks, 5 sks. Jika skema penilaian akhir menggunakan rata-rata tanpa memperhatikan bobot maka hasilnya adalah 3.3 namun jika skema penilaian akhir menggunakan rumus IPK maka hasilnya adalah 3.1. Angka 3.1 jelas lebih kecil daripada 3.3. Namun apakah di sini saya bisa mengatakan bahwa skema penilaian ini tidak objektif, tidak fair karena skema perhitunganya berbeda? Tentu tidak, karena kedua skema penilaian ini sama-sama tidak terpengaruh oleh siapapun yang menghitung :D Tak peduli yang menghitung dosen ataupun mahasiswa jika skema yang digunakan sama hasilnya akan sama. Hanya saja di sini disediakan pilihan, mau menilai dengan menggunakan rata-rata atau IPK. Itu artinya, objektifitas masih menyediakan ruang untuk memilih tolok ukur apa yang akan kita gunakan dalam menilai sesuatu asalkan tolok ukur tersebut memenuhi syarat yaitu hasilnya tidak terpengaruh oleh kondisi penilai. 

Rasulullah SAW wafat hampir 14 abad yang lalu. Al qur’an telah tuntas diturunkan. As sunnah telah tuntas diwariskan. Dan sepanjang zaman, kedua sumber ini tak akan pernah berubah. Jadi tidak ada alasan kuat untuk menghakimi bahwa memilih kedua sumber hukum islam ini sebagai tolok ukur dalam menilai sebuah masalah adalah tindakan yang subjektif, tindakan yang melanggar kaidah ilmiah.

Menjadi muslim adalah pilihan. Mengambil sumber hukum Islam untuk dijadikan tolok ukur suatu masalah juga pilihan Ketika kita memilih islam sebagai agama kita, maka wajib bagi kita untuk menggunakan sumber hukum Islam sebagai tolok ukur dalam menilai benar salahnya suatu perkara. Orang yang mengaku Islam namun tidak menggunakan sumber hukum Islam sebagai tolok ukur dalam menghukumi suatu perkara, pada hakikatnya orang tersebut bukan lagi seorang muslim.

Wallahu a’lamu bis shawab

Menjual Agama

"Menjual Agama"

Uh,, saya benci ada org yg mengatakan demikian.. Baik dikatakan kepada saya pribadi, atau kepada rekan-rekan / tetua saya yang saya tau bener bahwa perjuangan mereka adalah tulus...

Saya menyebut org yg menggunakan kata "Menjual Agama" untuk menyerang perjuangan org lain adalah dengan Orang Berpenyakit WAHN..

Apa itu penyakit WAHN??
Yup, penyakit berbahaya yg menyerang peradaban ISLAM. Penyakit yg bisa menyebabkan seseorang ketakutan setengah mati dg suara "KEMATIAN" dan mencitai sepenuh hati dg kalimat "DUNIA".

Lalu, apa kaitannya antara Pengguna kalimat "Menjual Agama" dengan manusia berpenyakit Wahn??
Mudah saja jawabannya, mereka yg sempet berpikir bahwa dg menisbatkan "saya penyebar agama" maka saya akan mendapatkan keuntungan beken, terkenal, suci, laris manis, kondang, dll..
Ya, emang begitulah mindset org Wahn. apa2 yg dilakukannya atau org lain diseperempetkan dan dikorelasi-positifkan dengan urusan Dunia..

Hmm..
Naudzubillah..

Minggu, 20 Mei 2012

Juanda

Entah..

Baru kali ini, saya mendengarkan pengharapan yang sangat untuk kehadiran saya...
Seakan saya tak bisa menolak. Kata-katanya menghantui saya.. Apalagi saya barusan liat Baker Kim Tak Gu yang adegan menunggu sampai larut malam untuk kekasihnya..

Ah.. Bapakku.. Aq tak tahu apa yang sedang dia inginkan..
Saat tadi pagi berpamitan, dengan genggaman erat mengatakan.. "Kamu harus membuat Bapak dan Ibu bangga". Fokuslah TAmu dulu.. Itu harapan kami..

Sungguh.. definisi fokus bagi orang tua saya adalah, tidak melakukan hal lain selain TA.. disisi lain,, saya tak bisa untuk tidak melakukan hal lain..
Saya tak mampu mengutuk harapan orang tua.. Yang saya bisa lakukan, adalah menyelesaikannya dengan segera, agar diijinkan ikut kegiatan lainnya..
Musykom, Kammda, muslim cendikia, M-Net, dll... T__T


Sesampai dikampus, sungguh masih terbayang, apalagi ada kakak kelas yang mengharapkan pertemuan dengan saya, saya pun juga sangat mengharapkan pertemuan dengan dia.. Sudah lama tak sua, dan sekarang dia sudah menikah.. hehe..
Akhirnya, saya memutar waktu, Janjian dengan ketum hari ini dimajukan menjadi siang, dan saya benar2 fokus pada data.. Sayangnya, sampai jam 3, saya menyadari, saya melakukan kesalahan coding.. Matilah... Datanya banyak yang terhapus.. :( tapi alhamdulillah ada backupnya..

Dalam situasi demikian,, saya dilanda galau gulana.. Antara data dan Juanda..
Sms mbaknya dan kata2 Bapak terbayang terus. Akhirnya, bismillahirrahmanirrahim.. Saya matikan 3 PC lainnya, dan saya jalankan 1 program.

Saya tinggalkan semua perlengkapan saya, kecuali tas dan dompet.
Saya berangkat menuju Juanda.. Dan hebatnya cuma dibutuhkan waktu 28 menit..

Agar bapak tidak kecewa, saya sms beliau.. Pak, saya langsung ke Juanda.. Bapak tunggu saya disana saja..

Sampai disana, saya bertemu dengan kakak kelas dulu..
Wah, luar biasa senang.. Seingat saya sudah 2 tahun kami g bertemu..
Ngobrol2 ttg bagaimana caritanya dua kakak kelas saya ini bisa jadi sepasang suami istri.. haha...

Satu hal yang saya sesali adalah, mulut saya yang tidak bisa menyembunyikan hal-hal yang kalau diceritakan bikin kebahagiaan orang berkurang..
Saya bercerita pada Mbaknya, ttg pertemuan saya dengan Bapak.. Mbaknya agak kecewa gitu.. dan bilang begini, "walah,, aq kadung terharu dek.. aq pikir cuma gara2 aq".
Batinku, "Aduuhhhh.. Gobloknya aq!!!"

Setelah itu, ibu dan bapak telepon saya.. Akhirnya saya berpamitan pada kakak saya itu..
Dan bertemu Ibu saya..

Saya sampaikan pada ibu saya, kalau saya kesini juga dalam rangka ketemu kakak kelas saya..
T_T
Lagi, saya melakukan kesalahan.. Tanggapan Ibu saya, "Pantes aja, kamu bela-belain..". Sungguh... pelajaran berharga bagi saya dari 2 kalimat kekecewaan ini.

Waktu itu bapak sedang mengantri Check In.

Setelah selesai check in, bapak keluar..

Disinilah, saya mula was-was kalau2 ibu bakal menyampaikan motif saya kesini..
Tapii, ibu adalah sutradara paling baik, terbaik.. Tak diucapkannya apa yang saya takutkan itu.

Bapak pun terlihat sangat sumringah melihat saya..
Datang dengan menyodorkan tangan dan saya menyium tanggannya..

Ditanya, "mana hadiah untuk Bapak.."
Saya menjawab, "Hadiah apa Pak?? Saya g bawa apa2? ada uang nih 32rb, Bapak tak sanguni ini aja ya.." Sambil bercanda..

Lalu, keluarlah kata2 ini, "Bapak sama ibu tadi tebak-tebakan.. Bapak tebak, kamu bakal bawain bapak sesuatu. Tapi ibu bilang nggak".
Saya yang g berperasaan pun nyaut dengan polos, "wah.. Ibu emang paling tau saya." Sambil Tos sama saya..

Tepat setelah saya tos dengan Ibu, saya pun merasa terpukul.. Bapak sungguh mengharapkan sesuatu dari saya.. Beliau bilang, "Bapak kamu kasih roti tawar aja sudah seneng".

T__T
Oowwwhh... Sungguh menyanyatt.. tapi saya berusaha untuk tetap cool..
Akhirnya saya belikan bapak roti Boy..
dan itupun juga atas permintaan Bapak..

T__T

Setelah mengantri lama, saya kasih bapak satu. Bapak bilang, "aq nggak begitu suka roti boy sebenerya."
Aq kecewa sebenarnya..
Tapi lagi2, Ibukuu.. adalah sutradara terbaik.. Bilang kepada Bapak, "Mbok ya diambil satu aja, anaknya sudah mbelikan loohh"
Akhirnya, dibawa satu bungkus oleh Bapak.
Dan kami berpamitan pulang..

Ibu naik mobil, saya naik motor..
Dan siapa yang membawa roti pun, ibu yang mengatur... Sungguh sutrada terbaik..
Bapak billang," rotinya dibawa ibu aja, biar kamu nggak repot.."
Tapi ibu bilang.." Jangan, kamu bawa aja. Biar adek2 percaya ini dari kamu bukan dari Bapak."

Sungguh.. Banyak hal yang saya pelajari hari ini..
- jangan banyak bicara
- jangan mengurangi kebahagiaan orang lain
- penuhilah permintaan mereka
- pikirkan hal detail
- menjadi penyeimbang

Akhirnya, saya ucapkan selamat ulang tahun pernikahan Ibu dan Bapak yang ke-23..
Tak kan ku siakan perjuangan kalian

Tidak Bisa Tidur

Entah, kekuatan apa yang ada dalam diri sekarang..
Belum pernah selama ini berdiam di depan sebuah PC dalam waktu lama..
Belum pernah selama ini pikiran tetap ON

Semoga ini kekuatan dariMu yang dihimpun dari saudara2 saya yang mengharapkan TA saya segera selesai.. :)

Masih banyak step yang belum diselesaikan..

Sejak tanggal 15 - sekarang..

Fighting for freedom...
Saya pengen bapak saya tampil di depan.. Menyaksikan putri sulungnya diwisuda dengan penuh keharuan..

Bapak.. I'll keep my promise. Make You Proud in this world and also in Allah's Jannah

Jumat, 18 Mei 2012

Mencoba menjawab pertanyaan, "Kenapa Masih Pacaran?"

Bismillahirrahmanirrahim..

Hmm...
Tulisan ini merupakan analisis singkat dan sederhana saya, kenapa seseorang tetep berpacaran padahal dia tahu hukumnya..

Latar belakangnya adalah, obrolan bersama teman2/adek2/dll.. tentang aktivis dakwah yang kena virus merah jambu ini, dan sampai pada tahapan pacaran.
Yang paling parah lagi, ada orang yang bilang.. Si A sudah pernah haji dan alim Gpp pacaran, si B dan C anak LDJ juga pacaran. -_-" astagfirullah deh soal ini. >_<. Speechless.. semoga Allah memberikan saya dan teman2 saya ini hidayah.

Yup, Islam mengajarkan pada setiap pemuda/pemudinya untuk terus beribadah untuk Allah.. Pertanyaannya, apakah pacaran itu ibadah?
silahkan jawab sendiri.

Islam mengajarkan pada setiap pemuda/pemudinya untuk menjadi orang2 yang berkomitmen, bertanggung jawab, berani mengambil keputusan..??
Untuk parameter ini, jika dibandingkan menikah, tentu urutan orang yang berpacaran jauh lebih rendah. Anda tau sendiri lah, kenapa Anda masih berpacaran.. :)
Dibandingkan dengan yang membujang pun masih kalah.. :p
Membujang pun juga penuh dengan komitmen,, berkomitmen untuk menjaga perasaan si pasangan sesungguhnya.. agar tak pernah ada jejak2 kenangan indah yang pernah ada dalam hatinya.. sungguh itu juga berat..

ya itu tadi pendahuluan saya sebelum saya menyampaikan analisis singkat dan sederhana saya, kenapa seseorang tetep berpacaran padahal ia tahu hukumnya.

Hasil analisis saya antara lain:
Sederhananya, kepemahamnya belum final tentang janji Allah bahwa manusia telah terlahir dengan rejeki serta jodohnya masing-masing.
Pemilik pemahaman sempurna tentang konsep datangnya jodoh ini tentu tidak akan melakukan perbuatan mendekati zina satu ini.

Ya,, kenapa masih berpacaran, kalau kalian tau sebenernya Jodoh sudah diatur.. Kenapa masih berpacaran kalau tahu, doi belum tentu dia jadi pasanganmuu?

Mau beralasan ikhtiar..?
Ikhtiar juga ada koridornya.. -__-"

Atauu.. jangan2 Anda sedang berusaha mendahului takdir Allah, naudzubillah..
takut, tidak percaya, dan seolah-olah lebih tau, bahwa dia jodohmu..


Semoga Allah mengampuni dan merahmati saya dan teman2 sekalian..

ikhtiar dalam hal ini adalah perbaikan diri. dan ketika siap dengan segala konsekuensinya, maka bersiaplah untuk berkenalan (taaruf). Taaruf efektif dan efisien dijamin lebih dipercaya hasilnya daripada pacaran bertahun-tahun, apalagi pacaran cuma sebentar. ><

Belanja

Ya begitulah wanitaa..
hobinya membelanjakan harta.. Asal pada tempatnya, saya rasa g masalah.. :D

Tiba2 adek2 kelas ngobrolin kalau mau ke TePe.. wew..
Saya antara mau ikut dan tidak. Mau karena ingin jalan2 dan tidak mau karena kepala saya pusing.
Tapi alhamdulillah, saya ke sana goncengan secara gantian. Jadi diputuskan saya ikut.

Ya, alhamdulillah, jalan2 kali ini menambah kosa kata rute jalan di Surabaya.. seneng rasanya.. ^^

Sampai di TP, mulailah kaki dan tangan bergerak berdasarkan petunjuk mata.. :)

Dan tahukah, apa yang sempat terlintass??
Ini warna dan model baju kesukaan Tika..

Hikss.. kangen sama sohibku ini.. Rasanya belanja paling berkesan adalah belanja bareng dia.. Karena kita sering berkeinginan untuk memiliki baju yg kembar.. Selera kita sama, tapi selera warna agak berbeda.. :)

Dan setiap mampir di tumpukan sepatu, saya selalu melihat sepatu putih.
Mungkin jika ia telah hadir, akan kuberikan untuknya, biar kita bisa kembaran juga.. ^_^.

Sabtu, 05 Mei 2012

Rohis SMAGA AE



Perpisahan saya dan orang tua, menjadi babak baru dalam kehidupan saya. saya dituntut kuat, berani, dan bisa mengambil keputusan sendiri.

Dan luar biasa, Allah memberikan saya anugrah yang besar. Saya dikumpulkan dengan teman-teman keren ilmu dan agamanya.

Awalnya HPK hanya diisi oleh saya dan Jajuk, teman yg ibu saya dan saya paksa untuk nemenin saya.. :D
Lalu bertambah Shelvy, Pinky, Kyky, Tika, dan Laili. Tika dan Laili ini kosnya depan kos saya, dan kami sering main bareng. :D

Jiwa prestatif saya bangkit dan saya kembali pada agenda-agenda keislaman. Ikut tafakkur alam, ikut liqo, dan diskusi-diskusi.
Murabbi saya pertama alumnus SMA 3, mbaknya super gaull, sampai akhirnya menikah, murabbi kami diganti yang kedua. Murabbi kedua alumnus SMA 2 dan sampai menikah lagi, akhirnya sampai pada murabbi ketiga. Yang ketiga ini luar biasa, ibunya seorang dokter, ketua LSM Woman Centre Madiun juga. Dan Ibunya luar biasa supel dan tangguh. Kami liqo harus keluar dari SMA, karena SMA saya memang tidak diijinkan orang luar hadir kesana.
Tapi kami sempat mengadakan liqo di Mushola SMA 3 yang baru. :)
Selain itu, ibunya juga kadang main ke kontrakan kami. Kadang juga kami disuruh ke kantor ibunya. Dan kami lakukan dengan senang hati. Bersama ibu itu, saya merasa bahwa saya sangat disayangi, dan saya punya orang tua yang akan membimbing saya (maklum waktu itu sangat jauh dari ortu).
Bu Ainun pernah suatu pagi, jam 5, bertamu dikontrakan saya. Kami ngobrol berdua, panjang lebar kali tinggi. Ibunya menganggap saya sebagai teman saat itu. Dan perhatiannya membuat saya luluh.. Belum pernah saya menemukan orang setulus beliau. Beliau menceritakan kehidupan keluarganya, mulai dari sebelum menikah, lamaran, pacaran setelah menikah, dan sampai sekarang. Begitu pun, ketika Bu Ainun sakit, kami ke toko tanaman membelikan ibunya bunga. Rasanya so sweet banget. :)

Pernah, gara2 kesalahan kami dalam mengurus surat, Murabbi saya ini dipanggil oleh wakasek.. :D ampunnn.. Ibunya nggak marah blas, malah minta maaf ke kami.. :)

Awal mulanya adalah ketika dalam perkumpulan rohis sma-sma, kami pun ngiri dengan SMA 2, yang sudah bisa ngadain mabit di sekolahnya. Kami pun juga mengajukan agenda tersebut untuk mengadakan isra' mi'raj dengan metode mabit. Namun proposal ini ditolak, dan kami tetap ngenyel melakukan perbaikan, soale wakaseknya nggak to the point bilang kalau menolak, bilangnya alasan pematerilah, alasan waktu, dll..

Agenda ditolak mentah dan kami dikumpulkan di mushola.. Luar biasa mengerikan sekaligus menyebalkan dari guru saya waktu itu. Bilang kalau hati-hati dengan orang luar, sekarang banyak anak dicuci otak dan diajak berjihad jadi teroris. Dll.. dan rasanya saya sangat benci dengan hal tersebut.. Berpikirnya terlalu jauh dan tendensius.

Proposal selanjutnya adalah kegiatan pengajian rutin. :D
ya, kami sangat ingin kegiatan pengajian ini legal dan juga terbuka untuk umum, bukan cuma kami yang merasakan tapi yang lain juga. karena kami telah merasakan betapa hebat efeknya.
Inilah awal mula murabbi saya dipanggil kepsek.. :D (Maaf Buu..)
Ceritanya, kami buta akan hal-hal proposal. Karena itu, saya dan teman saya meminjam proposal dari OSIS. Kami nekat juga, kop surat lembaga Ibunya kami scan dan kami jadikan kop proposal kami. Nah, gebleknya, dalam proposal tsb ada tanda tangan Ibunya, lembaganya, dan juga kepsek + NIP-nya... Hahaha.. Jelas lah, guru pun bertanya-tanya, kok bisa orang ini tau nomornya Pak Kepsek. Mereka menanyakan pada kami, dan kami jawab apa adanya.. :)
Murabbi saya pun dipanggil, dan beliau menghadap. untungnya kok ternyata temennya MR ini dan kepsek pernah kenal. :D
Walau pernah kenal, itu bukan berita baik, karenaaa.... tetap saja, pengajian dilarang.

Hmm.. SMAGA, gimana nasibmu sekarang?

Perpisahan Menguras Air Mata


Bermula turunnya SK pindah kerja Bapak ke Bontang, Kaltim. :(
Luar biasa, pukulan paling sakit dalam hidup saya waktu itu. Mungkin juga bagi orang tua saya.

Pendidikan saya yang semakin tinggi, dan waktu kerja bapak yang tidak jelas, plus pengalaman2 buruk tentang kepindahan saya, membuat orang tua saya memutuskan kalau saya harus tetap tinggal di Madiun. Jadilah masa-masa itu menjadi masa-masa penuh tangis perpisahan. Setiap barang yang saya rapikan, selalu ada tangisan. Mungkin begitu pula bagi ibu saya.
Setiap hari penuh tangisan, dan penuh nasihat. saya belum pernah berpisah dengan Ibu saya lebih dari 2 hari selama hidup saya. Dan saat itu harus berpisah dalam waktu lama.

Ibu berpesan, "Fit, Ibu suka lingkunganmu saat ini, Ibu suka teman-temanmu saat ini, dan ibu suka perubahanmu saat ini. Ibu dan Bapak sesungguhnya tidak mempunyai maksud untuk meninggalkan kamu disini, berpisah juga bukan keinginan kami. Bapakmu tidak pasti masa kerjanya, dan kamu sudah SMA, sebentar lagi kuliah. Kamu harus tetep disini, kalau tidak mungkin kamu akan kacau". Dan saya mengangguk dengan cucuran air mata.

Sampai akhirnya, tiba di Bandara Juanda. Selama disana, saya cuma bisa menangis.. Saya anak manja, saya nggak mau pisah sama ibu, sama adek dek jihad, eva, adi, dan si Bungsu Surya.
Bapak terlihat menahan air matanya, Ibu pun tak kuasa untuk menahannya, akhirnya jatuh juga. Sampai pada panggilan terakhir pesawat, saya pun harus berpisah.. Pelukan ibu, bapak, dan adek2 sangat kuat.. Tangis pun pecah.. Kami berangkulan dan tangis saya semakin kencang. Dek Surya waktu itu menangis paling kencang juga, anak 2 tahun itu seharusnya tak mengerti tentang ini..
Saya menangis sepanjang perjalanan Surabaya-Madiun. Sampai di rumah budhe, saya melihat mereka tidak tega melihat saya.. Mata saya bengkak setiap pagi, apalagi kalau bukan karena menangis.. Dan tibalah hari pertama saya dikos-kosan.
Dan disekolah pun demikian, teman2 saya merasakan saya dalam kesedihan luar biasa. Tapi saya merasa sangat beruntung punya teman-teman dan guru-guru yang hebat.
Saya menyadari, bahwa kemandirian saya sedang dilatih saat ini.

Yup, awal-awal ngekos tanpa bimbingan, saya pun urakan.
Membeli barang ini dan barang itu, bukan untuk foya-foya, tapi karena nggak tau mana yang harus dibeli/tidak. Beli baju, kerudung, handuk, dll..
:D Akhirnya uang yang seharusnya buat 1 bulan, ludes dalam waktu 2 minggu.. :P

Saya juga g tau cara mencuci bagaimana, jadi saya kumpulkan bajunya selama satu minggu. Bodohnya saya, pakaian tiap harinya saya rendam dalam air berdetergen dan dibiarkan pakaian itu selama 1 minggu.
akhirnya, di hari minggu, saya pun menangis lagi karena pakaian saya bau semua dan tidak hilang-hilang. sampai akhirnya ibu kos menawarkan saya memakai mesin cucinya, tapi saya menolak. Dengan alasan, kalau cucian pertama ini pakai mesin cuci, maka cucian berikutnya saya tergantung sama mesin cuci.

Itu tadi paling haru dalam hidup saya.

Kerudung Pertamaku


Huft.. Disela2 kejenuhan mengerjakan TA, tiba-tiba saya merenungi, perjalanan saya berada disini. Dan Allah Maha Pengasih memberikan kesempatan saya untuk merasakan indahnya jalan ini.

Kerudung pertamaku, sebenarnya judul ini tidak relevan dengan kondisi yang nampak diluar, tapi bagi batin saya ya, ini adalah kisah kerudung pertamaku yang kukenakan dengan ilmu dan dalam keadaan rela.

Sekolah awal saya adalah TK umum di Jakarta. Dilanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah Hudatul Khairiyah Jakarta Timur. Di sana seragamnya adalah kerudung, rok dibawa lutut tidak panjang, dan baju lengen pendek. Kalau saya inget-inget, saya hanya bisa tersenyum dengan seragam itu. :)
Kelas 4 cawu III saya berada di SD Muhammadiyah 6 Surabaya. Berkerudung juga baju lengen panjang dikeluarkan dan pakai celana, dan saya merasakan ini seraga ternyaman yang pernah saya pakai dulu.

Kemudian saya memutuskan untuk memilih SMP 12 Surabaya untuk melanjutkan jenjang saya. Di sini saya juga masih mengenakan kerudung saya dan semakin sempurna dengan lengan panjang dan rok panjang.
Di sana ada budaya yang unik menurut saya. Jadi suatu waktu ada pendaftaran untuk 4 organisasi yang ada di sana: MPK, OSIS, Mading, dan Rohis. Tiap kelas wajib mengirimkan delegasinya untuk mendaftar, dan yang mendaftar dibebaskan untuk mengikuti pelajaran kalau tidak salah selama 3 hari.
Hehe.. 3 hari ini diapain aja?
hufftt.. dipanggang, dijemur, diberi tugas ini dan itu. TT

Saya saja yang ikut seleksi Rohis, harus dijemur, dibentak, ditutup matanya sambil disuruh baca ayat kursi dengan kencang. Batin saya, apa-apaan ini.. T_T. Tapi ada satu seleksi yang unik, yaitu hafal ayat kursi dan berceramah.
Alhamdulillah saya diterima sebagai anggota Rohis SMP N 12 Surabaya.
Kegiatannya biasanya sabtu/minggu. Kami biasanya disuruh merangkum majalah Annida.

Satu kebiasaan buruk saya waktu SMP adalah, ketika ke kamar mandi, saya melempari kelas saya dengan kerikil.. Dan kalau bisa masuk ke ruangan rasanya seperti telah mencetak gawang Liverpool.. :D

Semua berakhir ketika Bapak menerima SK Pindah kerja ke Madiun. Dan rasanya hancur ketika harus meninggalkan teman2 yang sudah akrab, organisasi yang mendukung, dan juga saya termasuk menjadi panitia OSPEK yang saat itu terlihat keren.. :D

Hmm.. ya begitulah Takdir.

Menurut saya, yang paling galau saat pindahan sebenarnya adalah Ibu saya, karena harus mengurusi rumah, mengurusi sekolah kami.
Ibu dan Bapak mendaftarkan saya di SMP Negeri 1 Madiun, awalnya saya termasuk ditolak, karena katanya Kepsek sudah penuh, namun karena kegigihan Ibu saya menyakinkan bahwa saya orang yang mampu berada di sana, saya diterima juga disana..

Nah, disinilah titik awal Allah merubah kebiasaan saya.

Sewaktu pembelian seragam, saya bertanya pada guru, berapa jumlah wanita yang berkerudung yang seangkatan dengan saya, jawabnya hanya 1. Dan saya yang canggung dengan jumlah demikian dan belum baligh akhirnya memutuskan untuk melepas kerudung saya.

Awal masuk, katanya temen2 saya terlihat culun sekali, rambut panjang potongan datar, rok panjang, lengen pendek kepanjangan, dan juga kaos kaki sepak bola. Tapi lama2 saya menjadi sangat modis seiring kemampuan saya beradaptasi dengan teman2 sekitar.
3 bulan setelah masuk, saya pun mengalami mensturasi pertama. Kontan pada waktu itu saya sudah dikenai hukum2 Islam. Tapi saya yang waktu itu sudah nyaman dengan gaya ini, saya pun tetap bergaul tanpa menutup aurat.
Masa saya ini, kata ibu, adalah masa paling meneganggkan buat ibu saya. Karena puber saya ini membuat sifat2 saya dulu hilang, dan saya menjadi sangat mbandhel. Sebenarnya kenakalan ini membuat saya mempunyai banyak warna dalam hidup sekaligus membuat jiwa2 berprestasi saya mati.

Sampai akhirnya tahun ketiga, menjelang UAN.
Kakak saya yang menjadi TKW di Hongkong pulang sejenak. Ibu yang barusan mengunjungi kakak saya ini membawakan titipan kakak untuk saya, yaitu buku Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah (NPSM). Buku ini tidak saya baca dengan tuntas, tapi buku ini, luar biasa membawa perubahan pada diri saya. Hampir selalu ada tangisan penyesalan setiap saya membacanya. Kebetulan saat itu saya sedang jatuh cintrong buta.. :D Dan ketika saya membaca buku tersebut, saya menyadari betapa sia2nya saya memelihara rasa itu.. T_T

Setelah selesai UAN, maka sekolah saya termasuk sering diadakan presentasi dari SMA-SMA keren, mulai dari SMA Taruna, SMA 2, dan juga SNBI SMA 3 Madiun. Pada SNBI ini saya tertarik dan menceritakan antusias kepada orang tua. Alhamdulillah didukung, akhirnya ibu saya mengurusi segala perlengkapan pendaftaran saya. Sampai akhirnya saya ikut tes dan ditanyatakan lulus.
Alhamdulillah....

Saya masih tidak mengenakan kerudung saat awal masuk SMA.
Ketika awal saya masuk SMA, orang yang menjadi sahabat saya sekarang bilang kalau gaya saya songok, sombong, dan tipe orang2 yang ngegank.. Hehe,, emang waktu SMP saya termasuk anggota Geng. :)
Kalangan anak SNBI SMA 3 adalah orang2 pinter dari berbagai daerah di sekitar madiun. Mereka sudah terbiasa dengan prestasinya. Saya mungkin termasuk yang outlier.. :D.
Di sinilah saya berteman baik dengan Hafriliantika, Laili, Tantri, Arik, Novita, dll. Luar biasa..
Mungkin waktu itu, Tika dan Laili adalah target kakak kelas rohis, karena saya deket sama mereka saya juga katutan.

Waktu berjalan, dan luar biasa..
Saya masih tetap membaca buku NPSM ditambah lagi buku Ketajaman Mata Hati, semakin lengkap penyesalan saya. Dan akhirnya saya pun mulai sering bertanya-tanya tentang Islam pada temen saya. Saya tertarik pada kegiatan ini, termasuk waktu itu saya diajak ikut ngaji.
Seinget saya, waktu itu saya belum berkerudung waktu ikut pengajian sama kakak kelas. Dan sampai akhirnya, saya membaca Al-ahzab: 59 tentang kewajibab menutup aurat. Saya pulang dan mengatakan dengan teguh pada ibu saya, bahwa saya akan mengenakan kerudung. Ibu saya bertanya memastikan dan saya jawab dengan yakin bahwa saya akan menutup aurat saya.
Bulan ramadhan waktu itu saya lalui dengan penuh nilai-nilai sprititual, dan lebarannya pun penuh hikmah.

Kurang lebih 3 bulan di awal SMA, saya mengenakan kerudung saya. Tidak mudah, karena seragamku yang kotak-kotak hitam kayak serbet ini tidak tersedia di koperasi sekolah. Akhirnya saya dan ibu saya mencarinya di Malang. di Malang kami memutari 20 toko kain, saat kami putus asa, alhamdulillah kami menemukan kain tersebut. Belum lagi saat main ke rumah tetangga dan saya bilang kalau saya mau berkerudung malah dibilangin, "Kamu nggak usah jilbaban dulu aja, nunggu kalau udah jadi istri. Soalnya usia se kamu ini masih suka model-model dan budhe takut kalau kamu bakal lepas-pakai jilbabmu itu". Dengan yakin saya menjawab, Saya siap Insya Allah.

Tepat H-1 sebelum saya merubah total semua penampilan saya.
Baju yang baru dari penjahit dan baru kering, saya mintakan ibu untuk memasang kancing kusus agar sempurna menutup tangan.
Saya menyetrikanya sendiri dengan penuh perenungan dan setan sepertinya menggoda saya dengan kejinya. Maju dan mundur layaknya gerakan setrika yg saya mainkan. Dan dengan tetesan air mata serta keteguhan saya menyelesaikan setrika itu dengan semangat.

Dan sambutlah penampilan baru saya teman-temanku.. Kalian sudah tidak bisa menyebutku lagi Shasha-nya miss vs highhill karena rambut berantakanku.. :P
Luar biasa tanggapan dari teman dan kakak kelas, tapi aq sebenarnya sangat canggung dengan tanggapan tersebut. Saya pun lebih banyak di dalam ruangan.

Setelah itu, saya pun menanyakan pada Ibu. "Ibu, Ibu tahu kan kalau berkerudung itu wajib? Lalu kenapa Ibu membiarkan saya melepaskan kerudung ini.". Jawaban ibu saya, "Kamu adalah orang keras kepala, dan percuma ketika ibu harus menyampaikan ini". Ya, saya sadar, ibu saya menyampaikannya langsung pada Allah, dan Allah yang mengatur semua ini.. :(
Ibu memang orang yang paling mengerti saya.. Dan Allah adalah sebaik-baiknya penentu kehidupan.

Perkembangan saya luar biasa saat itu, dan saya semakin aktif di SKI SMA 3. Kerudung pun saya pakai walau hanya di depan rumah. Dan saya terus belajar dan belajar, sampai akhirnya saya kembali menemukan di An-Nuur: 31 kalau kerudung harus sampai menutupi dada. Saya pun marah ke Ibu, karena ibu nggak bilang. (ampun Bu..). akhirnya saya dan ibu belanja kerudung yang banyak.. Beli baju, dll.. Luar biasa perjuangan ibu waktu itu. Ibu saya seperti sahabat saya, saya menceritakan apa-apa yang terjadi.

Jumat, 04 Mei 2012

Ceroboh yang Memakan Korban


SESI I


Hari sabtu adalah hari olahraga di SMA 3 Madiun. Biasanya setelah olahraga sesuai dengan bidang minat masing-masing, temen-temen cewek CIS kongkow di markas (kebetulan itu kos-kosan saya, namanya HPK).
Apalagi yang dilakukan oleh remaja putri yang lagi ngumpul kalau nggak ngobrol.. Haha..

Hari itu (x) terhitung sebagai musim kemarau.
Notasi matematikanya adalah {X|x1, x2,... xj}. :D
Madiun itu, kalau sedang kemarau, panasnya lebih menyengat daripada Surabaya. #serius.
Karena inilah, topik kami adalah tentang panasnya Madiun. Masing-masing menceritakan tentang pengalamannya dalam mengatasi panasnya ini. Hmm.. saya lupa saya bercerita tentang apa. Yang saya ingat pasti adalah cerita dari Arda. :) Ceritanya menginspirasi dan bisa dijadikan solusi untuk mengatasi kondisi saya dan kamar saya.. :) Murah, meriah, mudah.

Arda menceritakan tentang, bagaimana Ibunya menangani panasnya rumah. Yaitu, dengan meletakkan ember berisi air di salah satu sudut ruangan yang diinginkan. Dengan didukung oleh landasan teori penguapan yang kuat, maka solusi ini dapat diterima.

Oke..
Karena sudah waktunya saya harus ke rumah Budhe, maka kami berpamitan.
(setiap sabtu-minggu adalah waktunya pulang kampung, karena saya nggak mungkin ke rumah ortu yang ada di Kalimantan, maka saya ke rumah Budhe saya).

SESI II
Ting-tong..
Hari minggu sore..

"Assalammualaikum, Bu Timbul, saya sampai." 
Bu Timbul adalah Ibu Kos saya yang super baik.
Saya memasuki kamar dan merasakan panas yang menyengat. Kebetulan kamar saya menghadap timur.
Dan saya teringat solusi yang diceritakan Arda, maka saya mencoba mengimplementasikannya.

Saya mencari ember.
Hmm.. ember ini terlalu besar dan sepertinya memperburuk estetika kamar kami jika ini diletakkan di kamar.
Maka solusi lain adalah, saya mengambil Teko. Alasan logisnya adalah, teko itu kecil dan jika diletakkan di kamar, ia tidak akan mengurangi estetika ruangan.
Dan ide inilah yang menyebabkan jatuhnya korban.. :D

SESI III
Senin pagi, saya mengamati teko ini. Dalam hati berkata, "Subhanallah yah, Madiun emang panas banget, sampai-sampai di kamar ini terjadi penguapan."
Air dalam teko itu berkurang sebanyak kurang/lebih 1 cm.

Lalu saya ke Sekolah bersama teman-teman HPK yang lain.

Sehabis dari sekolah, saya mengamati teko itu lagi. Dan berkomentar yg sama dengan komentar tadi pagi. Namun ada satu hal yang mengganjal, kenapa ada gelas disana?
Saya pun masih berpegang teguh pada teori penguapan.

SESI IV
Tiba malamnya, kos saya penuh dengan para cewek2 CIS yang keren-keren. :)
Sampai suatu ketika, tibalah keinginan saya memasuki kamar. Dan betapa saya terkejut, ketika air di dalam teko itu hanya berisi setengah dan di sampingnya ada banyak gelas. Antara takut dan ingin mengakui kesalahan dan meminta maaf, saya menghampiri teman2 saya yg sedang berkumpul di luar.

Dan berkata, "Cah, tadi minum di air di teko di kamarku?" (ekspresi saya menimbulkan kecurigaan terhadap saya). Mereka menjawab, "Iya, lapo mbah??" ("mbah" adalah panggilan saya dulu).
Saya langsung lari, sambil cekikik'an.. :D:D:D
Temen2 yang merasa minumpun juga penasaran, akhirnya mengejar saya, dan saya tersudutkan oleh intrograsi2 yang mengintimidasi tapi saya cuma bisa ketawa pasrah.

Sampai saya sudah tenang, saya beri tahu, zat apa sebenarnya yang ada dalam teko tersebut. Hehe..
"Cah, itu air mentah,, maaf yaa.. ini karena saya dapat saran dari Arda".
Waaahhhhhhhh... Saya dicekek sama anak2 waktu itu.. :D
Dan mereka sewot, "kenapa tempatnya pakai teko??", "air keran atau air di bak?", "Mbahe kudu tanggung jawab kalau aq sakit perut", dll..
:D

Hehe.. Maafkan aku teman2..
Tapi cerita ini, selalu saya ajukan sebagai cerita lucu yang saya punya..

CIS - We Life Education, Inovation, Revolution, & Development

Minggu, 29 April 2012

Mereka Mengajariku Kesederhanaan.

Ibu, tidak akan memasukkan anak-anaknya sekolah di sekolah elite.
Bukan, bukan karena tak mampu.. Tapi karena, Ibu tak mau, anak-anak ibu tidak mengenal orang-orang susah. Ibu tak mau, anak-anak ibu tenggelam dalam budaya hedonis, saling memamerkan apa-apa yang sebenarnya bukan dari dirinya sendiri..

Ibu tak akan pernah melarang anak-anaknya berjualan, sekali pun dia masih SD dan harus masuk dari satu kelas ke kelas lain untuk menjajakannya. Karena itu mengasah mental bekerja keras dan bisnis.

Bapakmu, tak kan mengijinkanmu mengenyam pendidikan tinggi lewat jalan singkat pake uang. Bukan, bukan karena kami tak mampu, bahkan petinggi-petinggi PTN itu teman bapakmu. Namun disebabkan kami, menyadari kemampuan kalian dan kami menginginkan kalian bekerja keras..

Bapakmu, akan jarang memberikanmu barang dengan cuma-cuma, namun harus disertai dengan komitmen. Karena bapakmu tak ingin anaknya menjadi peminta.

Bapakmu, akan mengajarimu mengendarai semua jenis kendaraan, bukan-bukan untuk pamer, tapi agar kau mampu segera mandiri mewujudkan mimpi.

Bapakmu, melarangmu untuk menggunakan segala fasilitas tanpa ada urgensi. Bukan-bukan karena pelit.. Tapi karena kami takut akan tumbuh kesombongan dalam diri kalian..

Dan terakhir,,,
Bapakmu takut, jika kamu terus dalam kemewahan, tidak akan ada pria baik yang berani melamarmu..
atau wanita baik yang benar-benar menerimamu apa adanya.

Bahkan, bapak dengan ceria menceritakan bahwa beliau dikira supir, pembantu perumahan, dll.
Bahkan, ibu tidak malu jika barusan saja dikira orang peminta sumbangan saat datang ke sebuah bank..

Pada kesederhanaan kalian, sungguh saya ingin meneladani..

Sabtu, 28 April 2012

Teori Dominasi

Saya seorang mahasiswa Teknik Informatika di salah satu PTN terbaik di wilayah timur Indonesia. alhamdulillah..

Saya, sangat mencintai apa2 yang saya pelajari disini, tentang Computer Science.. sayangnya, dalam diri saya, mencintai tak sejalan dengan menguasai.. Mungkin saya belum mendominasikan computer science terhadap diri saya sendiri..
hehe..

Singkat cerita, saya suka sekali dengan yang namanya Mechine Learning.
Bismillahirrahmanirrahim, semoga dengan tulisan saya disini ttg Mechine Learning kaitannya dengan teori dominasi bisa menambah pemahaman saya lebih baik.

Mechine Learning..
Neural Network


Apa itu mechine learning?
Berdasarkan arti sederhananya: mechine = mesin, learning = pembelajaran..
ya, betul.. Mechine Learning adalah mesin pembelajaran..

Mechine learning untuk apa?
menurut saya, mechine learning ini mirip sekali dengan fungsi otak manusia. Dia terprogram untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.

Menyelesaikan permasalahan bagaimana?
ya tergantung si pemogram itu sendiri. Bisa jadi digunakan untuk mengenal sesuatu bentuk, memilah-milah, mendefinisikan sesuatu, dll.

Hmm.. masih bingung?
lebih konkritnya, Mechine learning itu bisa disamakan dengan pemodelan matematika. Sederhanya yg ada pada persamaan linear.
X = 4A + B + 10C..
Namun tentunya mechine learning tidak sesimpel itu..

Misalnya, sebuah Bank mempunyai masalah, bagaimana membuat sistem otomatis untuk menentukan nasabah mana yang diterima pengajuan pinjamannya.. :)
Yup, disinilah peran Mechine Learning dituntut.. Dia harus mempunyai pengetahuan kriteria2 nasabah yang pengajuan pinjamannya di-ACC.
bahasa matematika-nya pemodelan.
Mechine Learning merupakan model pengetahuan dari masalah2 tersebut. dalam teori data mining sendiri, Mechine Learning bisa berupa decision tree, clustering, klasifikasi, neural network, genetic algorithm, dll..
banyak lahh..

Pembahasan terpenting adalah mengenai, bagaimana proses pembentukan model itu terjadi. Dan itu yang akan saya kaitkan mechine learning dan teori dominasi terhadap manusia.


Bagaimana model tersebut dibangun?
Dalam mechine learning, ada dua tahap inti yang harus dilakukan, yaitu training dan testing. Pada tahap training inilah model dibangun berdasarkan pengetahuan2 yang disediakan. Sedangkan tahap testing digunakan untuk mengatahui kualitas model ini.





(sek,,, ngantuk g kuat... )
_Pesta Ilmu_

Senin, 20 Februari 2012

Kabur untuk mencari obat rindu

Iya, pernah liat film dengan adegan sepasang kekasih yang saling merahasiakan pertemuannya? Lalu, saling memberikan kabar yang tidak tepat kepada seseorang agar dipercaya sehingga kepergiannya dapat dibenarkan.
Kalo diingat reka adegan pertemuanku dan sahabat SMA seperti kekasih yang benar2 ingin bertemu.
Bertemu disaat sebenarnya kami tidak boleh keluar dari kota masing-masing. Saya pun dengan ragu, takut, dan bersungguh-sungguh untuk meminta ijin pada teman-teman di kota yang kejam ini..

Dan aku merasakan nikmatnya pergi bersama sahabat lawas yang sudah lama tak berjumpa..

Jumat, 27 Januari 2012

Diam Saja

Apa tujuanmu mengutarakan perasaanmu itu?
Padahal kau tau itu mampu mengusik hatimu dan hatinya?
Dan kau tau dan sadar 100% kalau dirimu belum mampu mengetuk pintu rumahnya..

Apa tujuanmu mengutarakan perasaanmu itu?
Membiarkan pikiran dan perhatiannya tertuju padamu?
Sudah yakin bisa membalas perhatiannya?
Padahal kamu belum mampu memberikan perhatian pada dirimu untuk kesiapan menyatakan pinangan kepada keluarganya..

Apa tujuanmu mengutarakan perasaanmu itu?
Untuk menawan hatinya kah?
Agar dia selalu tertuju padamu untuk sebuah harapan seorang pendamping?


Diamlah saja jika belum menyiapkan diri untuk mengikrarkan perjanjian berat dalam ijab qabul itu.
Jangan berusaha untuk menawannya dengan pengakuanmu itu..

Diamlah saja, ia sedang ingin mengasah imannya pada takdir tentang Jodoh itu..

Diamlah saja, ia tak ingin penantiannya terganggu oleh perasaan haru, perasaan bersalah kala tidak membalas, perasaan harap tak jelas. Biarkan ia berfokus pada penantiannya dalam atmosfer perbaikan diri..

Diamlah saja, selama engkau juga percaya Allah telah mempersiapkan yang terbaik buat kita.