Bukan, bukan karena tak mampu.. Tapi karena, Ibu tak mau, anak-anak ibu tidak mengenal orang-orang susah. Ibu tak mau, anak-anak ibu tenggelam dalam budaya hedonis, saling memamerkan apa-apa yang sebenarnya bukan dari dirinya sendiri..
Ibu tak akan pernah melarang anak-anaknya berjualan, sekali pun dia masih SD dan harus masuk dari satu kelas ke kelas lain untuk menjajakannya. Karena itu mengasah mental bekerja keras dan bisnis.
Bapakmu, tak kan mengijinkanmu mengenyam pendidikan tinggi lewat jalan singkat pake uang. Bukan, bukan karena kami tak mampu, bahkan petinggi-petinggi PTN itu teman bapakmu. Namun disebabkan kami, menyadari kemampuan kalian dan kami menginginkan kalian bekerja keras..
Bapakmu, akan jarang memberikanmu barang dengan cuma-cuma, namun harus disertai dengan komitmen. Karena bapakmu tak ingin anaknya menjadi peminta.
Bapakmu, akan mengajarimu mengendarai semua jenis kendaraan, bukan-bukan untuk pamer, tapi agar kau mampu segera mandiri mewujudkan mimpi.
Bapakmu, melarangmu untuk menggunakan segala fasilitas tanpa ada urgensi. Bukan-bukan karena pelit.. Tapi karena kami takut akan tumbuh kesombongan dalam diri kalian..
Dan terakhir,,,
Bapakmu takut, jika kamu terus dalam kemewahan, tidak akan ada pria baik yang berani melamarmu..
atau wanita baik yang benar-benar menerimamu apa adanya.
Bahkan, bapak dengan ceria menceritakan bahwa beliau dikira supir, pembantu perumahan, dll.
Bahkan, ibu tidak malu jika barusan saja dikira orang peminta sumbangan saat datang ke sebuah bank..
Pada kesederhanaan kalian, sungguh saya ingin meneladani..